MINGGU 13 MARET 2022, KHOTBAH KEJADIAN 15:1-6

Invocatio :

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibrani 4:16)

Bacaan: Filipi 3:17-21

Tema:

Tuhan Engkelengi kalak si erkiniteken (Tuhan Mengasihi orang Percaya)

 

Pendahuluan

Di dunia ini tidak orang tua yang rela melihat anaknya menderita. Berbagai upaya akan dilakukannya demi kebahagiaan buah hatinya dan membuat anaknya merasa aman dan tenang. Demikian dengan Allah kita. Bahkan lebih dari kasih sayang dari orang tua kepada kita. Allah sungguh-sungguh hadir dihidup kita, baik dalam suka dan duka. Namun terkadang muncul suatu permasalahan yang sedang kita alami, sering kali kita merasa bahwa Allah tidak mengasihi kita. Jika Allah mengasihi kita, mengapa ia mengizinkan adanya penderitaan dalam hidup ini? pertanyaan-pertanyaan ini sering sekali muncul ketika situasi sulit menghampiri. Namun benarkah ketika kita mengalami penderitaan ataupun pergumulan dalam kehidupan kita menunjukkan bahwa Allah  tidak mengasihi kita?

Lagu rohani yang berjudul “Jangan Pernah Menyerah” membantu kita untuk melihat bagaimana kasih Tuhan dalam kehidupan kita:

Tuhan tak pernah janji langit selalu biru. Tetapi Dia berjanji selalu menyertai

 Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata. Tetapi Dia berjanji berikan kekuatan

Jangan pernah menyerah. Jangan berputus asa

Mujizat Tuhan ada. Saat hati menyembah

Jangan pernah menyerah. Jangan berputus asa

Mujizat Tuhan ada. Bagi yang setia dan percaya

Tuhan tak pernah janji langit selalu biru dan jalan selalu rata tetapi Dia berjanji menyertai dan memberi kita kekuatan lirik ini menjelaskan pada kita orang Kristen yakni orang percaya bahwa Allah tidak pernah menjanjikan kehidupan ini akan selalu bahagia, jalannya mulus tetapi dibalik berbagai situasi yang akan dihadapi manusia dalam hidupnya Tuhan berjanji akan selalu menyertai dan memberi kekuatan untuk menjalaninya. Fokus pada kasih penyertaan dan kekuatan yang bersumber dari Tuhan, imani kedua poin tersebut agar kita benar-benar merasakan bagaimana Allah sungguh-sungguh mengasihi kita, Ia ada dalam suka dan duka perjalanan manusia asal kita manusia setia menyembah dan percaya.

Minggu ini dinamai dengan Minggu Reminiscere yang artinya Ingatlah Segala Rahmat dan Kasih SetiaMu, ya Tuhan. Minggu ini mengajak kita untuk lebih mengenal rahmat dan kasih setia Tuhan yang memampukan kita untuk tetap berpengharapan dalam penderitaan kita. Demikian pula dapat kita saksikan kasih Allah kepada orang percaya yakni kisah mengenai bapa Abraham yang memperoleh mujizat dari Tuhan atas iman kepercayaan yang dimilikinya.

Kejadian 15:1-6

Bahan khotbah kita dalam Kejadian 15:1-6 tentang janji Allah pada Abram terkait memberikan keturunan bagi Abram. Akibat dari iman percaya Abram kepada TUHAN, Abram memperoleh mujizat. Dalam ayat 1 firman TUHAN berkata kepada Abram untuk tidak takut, “janganlah takut” Saat itu Abram mulai merasakan kekhawatiran dalam hatinya karena ia tidak memiliki anak. Sehingga Allah menyuruh Abram jangan khawatir, firman Tuhan kepadanya “Akulah perisaimu” menegaskan kepada Abram bahwa ada Allah sang perisai, akan menolong dan melindungi, menyertai orang-orang yang mengutamakan Allah sehingga tidak perlu khawatir “Upahmu akan sangat besar”.

Dalam ayat selanjutnya Abram menjawab firman Tuhan yang datang kepadanya. Dalam ayat 2 dengan menanggapi kata-kata yang menguatkan tersebut dengan mengingat akan dirinya yang tidak mempunyai anak, ia tidak memiliki ahli waris sehingga ia menganjurkan untuk mengadopsi salah seorang hamba untuk menjadi ahli warisnya. Allah menolak usul tersebut dengan sebuah janji yang diberikan –Nya kepada Abram, yakni memperoleh keturunan.

Pada ayat keenam, dapat kita lihat bahwa Abram percaya akan firman Tuhan yang sampai padanya. Hal yang luar biasa dari Abram ialah iman percayanya kepada Allah. Melalui iman ini ia mendapatkan kebenaran, Allah melihat sikap hati Abram yang beriman dan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Istilah “kebenaran” berarti mempunyai hubungan yang benar dengan Allah dan kehendak-Nya. Abram dibenarkan karena ia percaya pada yang akan terjadi. Abram menerima Allah sebagai perisainya sehingga Abram memperoleh keturunan yang banyak. 

Filipi 3:17-21

Bahan bacaan kita dalam Filipi 3:17-21 secara garis besar keseluruhan pasal 3 ini adalah peringatan Paulus mengenai ajaran palsu, khusus dalam ayat 17-21 Paulus memperingatkan kepada jemaat di Filipi untuk tidak berpikiran duniawi dan melawan yang rohani. Dalam bacaan dikatakan bahwa banyak orang yang hidup menjadi seteru salib Kristus. Seteru ini dapat diartikan sebagai orang-orang yang mengaku percaya tetapi mencemarkan injil dengan cara hidup yang tidak Susila dan ajaran palsu. Orang-orang ini bukanlah sekedar orang yang tidak percaya melainkan orang yang sudah mengetahui kebenaran akan kuasa salib tersebut namun ia tidak menghidupinya. Orang-orang tersebut tetap hidup dalam dosa, hanya menginginkan kenikmatan duniawi saja. Sehingga dalam ayat selanjutnya Paulus mengingatkan pada jemaat Filipi bahwa mereka adalah warga kerajaan Sorga. Tujuan yang ingin disampaikan Paulus terkait hal ini yakni sebagaimana warga kerajaan sorga seharusnya menghidupi prinsip-prinsip sorgawi. Hendaknya kita tidak terjerumus dalam kenikmatan duniawi ini, kita adalah warga kerajaan sorga, maksudnya adalah anak-anak Allah yang telah ditebus melalui pengorbanan Yesus di kayu salib maka dari itu, hidupilah teladan Yesus sebagaimana Paulus lakukan demikian dalam hidupnya. Hidup serupa dengan Kristus.  Jangan tergoda akan hal-hal yang berbau duniawi, yang hanya mementingkan diri sendiri atau berusaha menyampingkan kehendak Allah dalam kehidupan di dunia. Jangan sampai kita seperti orang-orang yang disampaikan Paulus dalam bacaan kita, orang yang berseteru salib yang mengaku percaya tetapi perbuatan dan tindakannya melecehkan injil.

Ibrani 4:16

Dalam ayat Invocatio Minggu ini, Ibrani 4:16 “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Kita diarahkan untuk membangun relasi yang lebih intim kepada Tuhan kita. Bentuk hati kita untuk selalu rindu dan menghampiri Bapa kita. Dia tahu betul segala persoalan dan pergumulan yang kita hadapi Marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karuni karena Kristus dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta sorgawi, karena mengetahui bahwa doa dan permohonan kita diterima dan diinginkan oleh Bapa di sorga. Tempat itu disebut “takhta kasih karunia” karena dari takhta itu mengalir  kasih, pertolongan, kemurahan, pengampunan, kuasa rohani, pencurahan Roh Kudus, karunia-karunia rohani, buah roh dan semua yang kita perlukan dari Allah. Salah satu berkat terbesar dari keselamatan ialah bahwa Kristus kini merupakan imam besar kita yang membuka jalan langsung ke hadapan Dia sehingga kita selalu dapat meminta bantuan yang kita perlukan. Kita akan mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Selaku orang percaya, kita perlu mengingat bahwa kita senantiasa disertai Allah. Dalam menjalani hidup ini, hendaklah kita beriman teguh selayaknya Paulus yang betul-betul menegakkan kebenaran Firman Tuhan dalam hidupnya. Paulus rela masuk penjara, merasakan penderitaan dan meninggalkan semua hal yang dahulu ia miliki demi mengikut Yesus. Ia betul-betul menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk mengikut Kristus. Bagi Paulus, penderitaan yang ia alami justru menyebabkan kemajuan injil (Filipi 1:12). Jangan pernah goyah dalam iman percaya, tetap teguh pada kepercayaan kita. Senantiasalah berpengharapan pada-Nya, jangan menyimpang dari ajaran yang telah diteladankan Kristus semasa hidupnya. Hidupilah dengan sungguh-sungguh Firman Allah, tidak hanya dalam pengakuan tetapi tindakan dalam hidup. Paulus menegaskan bahwa kita selaku orang Kristen merupakan kewargaan di dalam sorga. Orang Kristen tidak lagi warga dunia ini, kita telah dilahirkan melalui pengorbanan Yesus di kayu salib. Maka dari itu, wujudkanlah sikap yang berprinsip sorgawi dengan tidak mementingkan hal-hal duniawi, sebab segala hal yang berbau duniawi hanyalah sementara.

Sebagaimana tema yang sampai pada kita di Minggu ini, yakni Tuhan mengasihi orang percaya ingin menyampaikan pada kita bahwa Allah sungguh-sungguh mengasihi anak-Nya yang percaya pada-Nya, Ia perisai kita dalam menjalani kehidupan ini. hendaklah orang Kristen selaku keturunan bapa Abraham yakni bapa orang percaya, mencontoh sikap iman yang dimiliki Abram, dalam persoalan dan pergumulan yang ia rasakan di hidupnya, ia menyampaikannya kepada Tuhan, ia tidak meninggalkan Tuhan melainkan tetap berpengharapan dalam-Nya, sehingga melalui iman percayanya Abram memperoleh mujizat yang datangnya dari Allah. Jika kita berpikir dengan akal manusia, sangat tidak mungkin seorang perempuan yang mandul dan sudah tua untuk memiliki anak. Namun, firman Tuhan memperlihatkan pada kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam Tuhan asal kita percaya, kita mengimani akan kebenaran dan firman-Nya.

Janganlah kita menjadi seteru salib Kristus, yang mengetahui kebenaran akan Firman-Nya namun mengabaikannya hanya demi kenikmatan duniawi yang bersifat sementara. Marilah kita lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan, mari kita perkuat iman kepercayaan kita kepada Allah kita dengan melibatkan Allah dalam kehidupan kita baik dalam suka maupun duka, jangan sekali-kali meninggalkan Allah. Lihat, betapa istimewanya kita orang percaya di hadapan Tuhan, dalam takhta kasih karunia Allah mengalir  kasih, pertolongan, kemurahan, pengampunan, kuasa rohani, pencurahan Roh Kudus, karunia-karunia rohani, buah roh dan semua yang kita perlukan dari Allah. Kita bebas dengan leluasa  meminta bantuan yang kita perlukan. Kita akan mendapat pertolongan kita pada waktunya. Tidak perlu mencari pertolongan di luar dari yang dikehendaki Tuhan, karena semua yang kita butuhkan ada pada Allah kita, sebab Ia perisai kita. Amin

Pdt. Rosliana br Sinulingga-Rg. Bumi Anggrek