Minggu 10 November 2019, Khotbah Filipi 4:6-8

Invocatio :

Karena itu aku menasehati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya (Perb. 27:34)

Bacaan :

Kejadin 1:29-31 (Tunggal)

Tema :

PIKIRKANLAH YANG BENAR (UKURILAH SIMEHULI).

 

I. KATA PENARUH
Pandangan etika Kristen mengatakan bahwa pandangan kita terhadap sesuatu itu menentukan sikap kita terhadap sesuatu itu. Seperti seorang ibu yang memiliki 2 putra. Kedua putranya bekerja yakni anak yang pertama bekerja sebagai penjual es krim dan anak yang kedua bekerja menyewakan payung waktu hujan. Ketika hari hujan maka sedihlah hati ibu tersebut karena yang dia ingat anaknya yang pertama mengingat es krim anaknya tidak akan habis terjual karena hari hujan. Jika hari sangat cerah maka ibu tersebut juga sangat bersedih karena yang dia ingat anaknya yang kedua mengingat payung anaknya tidak akan ada yang menyewanya karena hari tidak hujan. Oleh sebab itu baik hari hujan atau cerah hati ibu tersebut sangat sedih. Suatu hari teman-temannya mengajaknya untuk bersama-sama mereka ikut dalam persekutuan gereja mereka. Ternyata dengan seringnya ikut daam persekutuan-persekutuan gereja, maka ibu tersebut sering sekali mendengarkan firman Tuhan tentang bagaimana Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang percaya.

Akhirnya ibu tersebut dapat mengelola pikirannya sehingga baik cerah atau hujan dia dapat tersenyum gembira karena ketika hari hujan yang dia ingat anaknya yang kedua mengingat payung anaknya pasti banyak disewa orang karena hari hujan. Kalau hari cerah ibu tersebut sangat gembira juga karena yang dia ingat anaknya yang pertama mengingat es krim jualan anaknya pasti habis terjual mengingat teriknya matahari. Ternyata gembira tidaknya dan senang tidaknya ibu tersebut bukan tergantung apa jualan anaknya, atau tidak tergantung hujan atau cerahnya hari, melainkan tergantung apa yang dipikirkan ibu tersebut.

Khotbah kita Minggu ini juga mau mengajarkan kepada kita tentang nasihat-nasihat Rasul Paulus untuk menjalankan berbagai kewajiban kristiani yaitu supaya kita berdiri teguh di dalam iman Kristen yang kita akui (ay. 1). Paulus menasehati agar jemaat Pilipi berdiri dengan teguh dalam Tuhan. Sekarang mereka sudah ada di dalam Kristus, dan karena itu mereka harus berdiri teguh di dalam Dia, mantap dan kokoh dalam berjalan dengan-Nya, dan tetap dekat dan setia sampai pada akhirnya. Atau, berdiri dengan teguh dalam Tuhan berarti berdiri dengan teguh dalam kekuatan dan anugerah-Nya, dengan tidak mengandalkan diri dan mengakui ketidakberdayaan kita.

Dalam Pilipi 4:6-8 Paulus menyampaikan nasehatnya untuk memberikan peringatan terhadap kekhawatiran yang menggelisahkan (ay. 6).Berbagai kesulitan seperti yang dialami gereja di Filipi wajar membuat mereka kurang bersukacita. Kekuatiran baik tentang kehidupan pribadi maupun gereja memang bisa membuat kesukaan menjadi sesuatu yang tidak akrab dalam pengalaman orang Kristen. Tetapi Paulus mengingatkan bahwa sukacita orang Kristen berasal dari Tuhan (ayat 4). Sebaliknya dari membiarkan kondisi sukar mempengaruhi sikap orang Kristen, Paulus meminta agar orang Kristen di Filipi secara aktif menyatakan kebaikan hati mereka (ayat 5). Status 'dalam Tuhan' yang menjadi sumber orang Kristen memiliki sukacita dan damai sejahtera tidak boleh dihayati oleh orang Kristen secara pasif. Hanya bila secara aktif orang Kristen memupuk status tersebut dalam doa, maka relasi dengan Tuhan itu menjadi komunikasi yang hidup dan hangat. Dalam kondisi demikian kekuatiran tak beroleh tempat sebab damai dan sukacita Allah sendiri penuh dalam hati orang percaya (ayat 4-7).

Sebagai penangkal ampuh melawan kekhawatiran yang menggelisahkan, Rasul Paulus menyarankan supaya kita senantiasa berdoa kepada Tuhan. Dalam hal ini Paulus mengajarkan bahwa kita tidak hanya harus memelihara waktu-waktu untuk berdoa, tetapi juga harus berdoa setiap saat. Ketika apa saja membebani roh kita, kita harus menenangkan pikiran kita dengan doa. Ketika urusan-urusan kita menjadi kacau atau gelisah, kita harus mencari petunjuk dan dukungan. Kita harus memadukan ucapan syukur dengan segala doa dan permohonan kita. Doa berarti mempersembahkan keinginan-keinginan kita kepada Allah, atau memberitahukannya kepada Dia. Bukan berarti bahwa Allah perlu diberi tahu kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan kita, sebab Ia mengetahuinya secara lebih baik daripada yang bisa kita katakan kepada-Nya. Tetapi Ia ingin mengetahuinya dari kita, dan mau supaya kita menunjukkan perhatian dan kepedulian kita, mengungkapkan penghargaan kita terhadap rahmat-Nya dan rasa kebergantungan kita kepada-Nya.

Dengan menyatakan segala keinginan kita kepada Allah maka akan berdampak bahwa damai sejahtera Allah akan memelihara hati kita (ay. 7). Damai sejahtera ini akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus. Damai sejahtera itu akan menjaga kita untuk tidak berdosa di bawah permasalahan-permasalahan kita, dan tidak tenggelam di dalamnya. Damai sejahtera itu akan membuat kita tetap tenang dan terkendali, tidak diombang-ambingkan amarah, tetapi mendapat kepuasan batin.

Paulus juga menasehati jemaat Pilipi untuk memperoleh dan menjaga nama baik, nama untuk hal-hal yang baik yang ada pada Allah dan orang-orang baik yaitu semua yang benar, semua yang mulia (ay. 8). Kita harus memperhatikan supaya perkataan dan perbuatan kita benar, dan perilaku kita sopan dan pantas, sesuai dengan tempat dan keadaan hidup kita. Semua yang adil, semua yang suci – yang sesuai dengan kaidah-kaidah keadilan dan kebenaran dalam berhubungan dengan orang lain, tanpa adanya ketidakmurnian dan campuran dengan dosa. Semua yang manis, semua yang sedap didengar, yaitu semua yang menyenangkan. Itu akan membuat kita dicintai orang lain, dan mereka pun akan mengatakan serta memikirkan yang baik-baik tentang kita. Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji – apa saja yang betul-betul bajik dan layak dipuji.

Kebajikan terpuji dengan sendirinya, dan akan dipuji. Kita harus hidup dalam semua jalan kebajikan, dan tinggal di dalamnya. Maka, entah datang dari manusia atau tidak, pujian akan datang dari Allah (Rm. 2:29). Dalam kesemuanya ini, Rasul Paulus menawarkan dirinya kepada mereka sebagai teladan (ay. 9). Apa yang telah mereka pelajari dan apa yang telah mereka terima, dan apa yang telah mereka dengar dan apa yang telah mereka lihat pada diri Paulus, mereka dapatmelakukanitu.

Perhatikanlah, ajaran dan kehidupan Paulus adalah dua hal yang sejalan. Apa yang mereka lihat padanya adalah sama dengan apa yang mereka dengar darinya. Ia bisa mengajukan dirinya dan juga ajarannya untuk mereka contoh. Kata-kata kita kepada orang lain akan bertambah kuat apabila kita bisa meminta mereka untuk melihat apa yang ada pada kita. Dan inilah cara supaya Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kita sekalian yaitu dengan senantiasa menjalankan kewajiban kita kepada-Nya. Tuhan beserta kita selama kita beserta Dia (bnd. Yohanes 15:7).

Tema kita adalah PIKIRKANLAH YANG BENAR. Pikirkan berasal dari kata Pikir yang dalam KBBI artinya akal budi, ingatan, angan-angan. Memikirkan artinya mencari upaya untuk menyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal budi, mempertimbangkan, merenungkan, memperhatikan, mempedulikan, mengindahkan. Benar dalam KBBI artinya sesuai sebagaimana adanya (seharusnya), betul, tidak salah, tidak berat sebelah, dapat dipercaya. Jadi melalui tema ini memberikan suatu pengertian kepada kita bahwa kita harus mencari upaya melakukan hal yang seharusnya atau yang benar.

Pada Minggu kesehatan ini kita diajak untuk tidak lagi menyibukkan diri dengan masalah-masalah hidup kita sehingga kita kehilangan semangat dan harapan untuk hidup dan mempengaruhi selera makan kita. Banyak orang tidak peduli dengan kesehatan mereka karena banyaknya masalah atau karena sibuknya mencari harta dunia ini.

Tetapi melalui khotbah Minggu ini kita diajak untuk dapat memahami bahwa masalah boleh saja datang menghampiri kita akan tetapi jangan biarkan kekuatiran hidup menghilangkan harapan kita. Seperti yang disampaikan dalam Invocatio, bagaimana ketika Paulus berlayar ke Roma dan angin kencang dan badai menghantam kapal mereka dan seakan-akan tidak ada lagi harapan untuk hidup. Ketakutan orang-orang yang berada di atas kapal tersebut membuat mereka tidak mau makan dan tidak minum selama 14 hari. Tetapi Paulus tetap meyakinkan mereka dan menyuruh mereka makan karena Allah pasti akan memelihara dan melepaskan mereka dari badai yang menerpa mereka.

Karena dari zaman Adam dan Hawa Allah sendiri sudah menyiapkan segalanya yakni memberikan persediaan kepada Adam tanpa Adam mengkhawatirkannya, dan masih memberikan persediaan kepada semua makhluk tanpa mereka mengkhawatirkannya. Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang percaya pada-Nya kekurangan apa saja yang baik (Mat. 6:26). Dia yang memberi makan burung-burung tidak akan membiarkan kelaparan anak-anak-Nya.Oleh sebab itu sebagai orang beriman biarlah masalah menerpa hidup kita tetapi kita harus percaya bahwa Allah pasti akan memelihara hidup kita. Yang penting yang harus kita lakukan adalah tetap melakukan yang baik yang benar dan yang berkenaan kepada Allah maka Allah akan menambahkan segalanya (bnd. Mat. 6:33). Amin

Pdt. Jaya Abadi Tarigan
GBKP Runggun Bandung Pusat