KAMIS 29 MEI 2025, KHOTBAH MARKUS 16:19-20 (KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)

Invocatio :

Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai,  ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala.   (Mazmur 47:6)

Ogen :

Amsal 30: 1-5

Khotbah :

Markus 16: 19-20

Thema :

Yesus Nangkih Ku Surga / Yesus Naik Ke Sorga

 

Pembuka

Pada hari Kamis 29 Mei 2025 umat kristiani di seluruhpenjuru belahan dunia menghayati hari kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Khususnya umat kristiani yang ada di Indonesia boleh  berbangga hati karena pemerintah Indonesia telah menetapkan hari kenaikan Tuhan Yesus ke surga sebagai hari libur Nasional, sehingga umat kristiani bisa melaksanakan peribadatan di hari yang bersejarah itu. Dibeberapa negara seperti Singapura misalnya Hari kenaikan tersebut bukan merupakan hari libur. Itulah sebabnya, perkantoran dibuka seperti biasanya. Kendati pun memang realita yang kita lihat, bahwa peristiwa kenaikan ini  dirayakan tidak semeriah, gaungnya sampai kemana-mana dalam menyambut hari-hari besar umat Kristiani yang lain semisal Natal, Paskah dll. Hal ini tidak berarti bahwa peristiwa Natal dan Paskah, lebih agung, lebih mulia, lebih besar, dari pada peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga.

PENJELASAN TEKS

Markus 16:19-20

Kenaikan Tuhan Yesus merupakan salah satu peristiwa penting bagi kehidupan umat Kristen. Peristiwa ini terjadi pada hari keempat puluh setelah hari raya Paskah. Dalam satu bagian perikop yang utuh (Markus 16:9-20) serangkaian peristiwa setelah kebangkitan Yesus, hampir semua diceritakan begitu ringkas. Para murid menjadi tokoh utama kedua setelah Yesus. Lalu diawali dari Yesus menampakkan diri beberapa kali kepada beberapa murid, kemudian Yesus mengutus mereka untuk menyampaikannya kepada murid-murid yang lain sampai Ia menampakkan diri kepada kesebelas murid (ay.9-14). Dilanjutkan dengan Tuhan Yesus mengutus para murid untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia dan seluruh makhluk (15-18). Diakhiri dengan peristiwa Yesus terangkat ke sorga dan para murid pergi memberitakan Injil sesuai dengan perintah Yesus (ay. 19-20). Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus diceritakan begitu singkat. Tuhan Yesus terangkat ke sorga setelah berbicara dengan para murid-Nya.

Alkitab mencatat bahwa sesudah kebangkitanNya dari antara orang mati, selama 40 hari Ia berulang ulang kali menampakkan diri kepada murid-muridNya. Bahkan bukan hanya sekedar menampakkan diri, tetapi juga berdialog dan makan bersama-sama dengan mereka. Tentunya ada maksud Allah mengapa Tuhan Yesus harus menampakkan diri secara berulang-ulang selama 40 hari. Masih segar dalam ingatan, hal mana kematian Tuhan Yesus yang sangat sadis itu telah mengguncang iman para murid, sehingga mereka pun hidup tercerai berai, bagaikan domba tanpa gembala, bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Mengapa tidak, guru yang mereka teladani, bangga-banggakan terbujur kaku, mati dengan sadis dan sangat hina (disalib gambaran kematian paling hina). Saat itu pengharapan para murid telah kandas itulah sebabnya para murid kembali ke aktifitasnya masing-masing sebelum mereka dipanggil. Tetapi pemikiran murid-murid beda dengan kemahakuasaan Allah. Karena realitasnya berbalik seratus persen. Kematian tidak mampu menahan tubuh Tuhan Yesus di dalam kubur. Dan pada hari yang ke tiga Ia bangkit dari antara orang mati. Kebangkitan Tuhan Yesus disusul dengan penampakan diriNya secara berulang-ulang, tentunya untuk memulihkan iman para murid yang telah goncang itu. Dan menjelang kenaikanNya ke surga,  Tuhan Yesus pun memberikan perintah kepada muridNya untuk memberitakan Injil (Markus 16:15).

Khususnya pada ay. 15-20 ada tiga pokok pembahasan mengenai pengutusan Yesus kepada murid-muridNya. Pertama penugasan kepada para murid untuk pergi ke seluruh dunia untuk mengabarkan Injil kepada segala mahluk sehingga mereka menerimanya dan beroleh keselamatan. Kedua ditegaskan bahwa para murid akan disertai tanda-tanda yang hebat yaitu mampu mengusir setan-setan, mampu berbicara bahasa baru, bisa menumpangkan tangan ke atas orang sakit. Begitulah para murid yang berangkat memberitakan Injil ke seluruh dunia diteguhkan dengan tanda-tanda yang dibekalkan kepada mereka.

Amsal 30: 1-5

Dalam nas ini, kita mendapatkan perkataan Agur bin Yake dari Masa. Agur mengerti jika manusia itu bodoh dan tidak berhikmat. Ia mengakui kalau dirinya bodoh (2-3). Ini menunjukkan dirinya merupakan orang berhikmat sebab umumnya, orang bodoh selalu menganggap dirinya pintar, tetapi orang berhikmat mengerti betapa ia tidak tahu apa apa. Bagian ini dibuka dengan sebuah pengakuan dari Agur bin Yake tentang dirinya yang penuh keterbatasan dalam memahami Allah. Beragam pertanyaan tentang siapa yang naik ke surga lalu turun, siapa yang mengumpulkan angin dalam genggaman, siapa yang menetapkan segala ujung bumi, merupakan sebuah refleksi iman tentang kebesaran Allah. Lantas, dengan rendah hati Agur bin Yake mengakui: “Engkau tentu tahu”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa manusia penuh dengan keterbatasan, sedangkan Allah tak terbatas. Sebagai manusia yang terbatas maka sudah selayaknya manusia senantiasa berlindung kepada Allah saja. Sebab melalui pengetahuan-Nya sajalah manusia dimampukan untuk belajar mengerti tentang kehidupan ini. Mengakui keterbatasan diri di hadapan Allah adalah bentuk dari kerendahan hati. Kesadaran akan keterbatasan diri akan menjadikan diri sebagai pribadi yang selalu bersandar dan berlindung pada-Nya.

MAZMUR 47:6

Di Mazmur 47, dalam teks renungan kita pada hari ini, pemazmur mengajak segenap umat Tuhan untuk melantunkan puji-pujian dan sorak-sorai bagi Tuhan Allah yang telah turun dari Surga untuk menolong dan melindungi mereka (Mzm. 46), dan sekarang Tuhan Allah itu kembali naik ke Surga (ay.6), menuju tahta kerajaan-Nya yang kudus (ay.9). Pemazmur mengajak seluruh umat Tuhan, bahkan mengajak segala bangsa (ay.2) yang telah mengalami pertolongan dan perlindungan-Nya untuk bermazmur sekaligus mengakui kekuasaan Allah sebagai Raja yang sesungguhnya, Raja yang tidak hanya memerintah atas bangsa Israel tetapi juga memerintah atas bangsa-bangsa lain, Raja yang besar atas seluruh bumi (ay.3), Raja yang sangat dimuliakan (ay.10). Apa artinya, yaitu bahwa tidak ada alasan untuk tidak memuji Tuhan, tidak ada alasan untuk tidak mengakui kekuasaan Tuhan, dan tidak ada alasan untuk tidak menerima Dia sebagai penolong, pelindung, dan penguasa mutlak dalam kehidupan manusia.

APLIKASI 

  1. Alkitab mencatat secara lengkap peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Kita mulai dari Injil Markus 16:19 mengatakan “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga”. Sedangkan Injil Lukas 24:51 mengatakan “Dan ketika Ia sedang memberkati  mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga”.  Lebih detail lagi dapat kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 1:9  “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka”. Saksi mata dalam sebuah peristiwa sangatlah penting. Itu sebabnya  dalam peradilan yang ada didunia ini pun membutuhkan saksi mata untuk menguatkan suatu peristiwa ataupun persidangan. Tempat kejadian perkata (TKP) yaitu Bukit Zaitun menjadi saksi bisu terhadap kenaikanNya, dan murid-murid Tuhan Yesus, menjadi saksi mata yang menyaksikan secara langsung peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Ada pandangan yang mengatakan bahwa peristiwa kenaikan merupakan sebuah mitos. Tidak benar bahwa Ia bangkit dari antara orang mati apalagi naik ke sorga. Kedua pandangan ini tidak mempunyai  dasar yang benar, sebab peristiwa kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus kesorga ada saksi mata yang menyaksikan peristiwa itu.
  2. Para murid melihat bagaimana Yesus terangkat ke Surga. Mereka menyaksikan kemuliaan-Nya. Betapa indahnya peristiwa itu. Bisa dibayangkan, betapa takjubnya para murid melihat peristiwa itu. Tetapi, lihatlah respons para murid, mereka tidak berhenti pada rasa takjub yang mereka alami, melainkan mereka segera pergi memberitakan Injil ke segala penjuru.

Di dalam kehidupan kita, tentu ada juga hal-hal yang membuat kita terkagum-kagum. Di sinilah kita diajak meneladani apa yang dilakukan oleh murid-murid Yesus. Mereka tidak tertawan oleh rasa takjub, melainkan bergegas memberitakan kabar baik itu. Kejadian luar biasa dalam hidup kita tentulah membawa sukacita besar. Tetapi, jangan biarkan sukacita itu hanya mengendap di hati kita sendiri. Kita perlu menyaksikan kebaikan Tuhan yang telah kita lihat dan terima. Misalnya, pemulihan dari sakit. Kita saksikan pemulihan yang kita terima itu untuk mendukung sesama yang sedang bergumul dalam sakit. Jangan biarkan sukacita itu berhenti pada diri kita, melainkan saksikanlah!

  1. Biarlah kita hidup dengan menghormati hadirat Tuhan dengan menyembah-Nya, bukan hanya lewat kata-kata saja, tetapi bisa juga melalui sikap bersujud, bertelut, tersungkur, mengangkat tangan dan sebagainya sebagai tanda merendahkan diri dan ketidaklayakan kita di hadapan Tuhan, karena Dia adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Berbagahagialah kita semua yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Raja kehidupan kita. Terima dan laksanakanlah ajaran-Nya dalam setiap langkah kehidupan kita, Dia telah mempersiapkan tempat bagi kita semua dalam Kerajaan Allah Bapa di surga. Karena itu, bertepuk tangan dan eluk-elukkanlah Tuhan sepanjang hidup kita. Marilah kita menyembah-Nya dengan yang benar. Beribadah kepada-Nya dengan penuh hormat dan takut akan Dia, karena Dialah Raja di atas segala raja, Tuhan kita.