SUPLEMEN PJJ TANGGAL 18-24 JUNI 2023, KELUAREN 15:1-18

THEMA :

RENDE MUJI TUHAN

BAHAN OGEN :

KELUAREN 15:1-18

 

PENGANTAR

Para peneliti dari Sahlgrenska Academy di Universitas Gothenburg, Swedia mempelajari tentang manfaat bernyanyi bagi kesehatan tubuh manusia. Penelitian itu menemukan bahwa saat bernyanyi, embusan napas akan mengaktifkan saraf vagus dari batang otak ke jantung. Saraf vagus yang aktif akan membuat jantung berdetak lebih lambat dan diyakini baik untuk meningkatkan kesehatan emosional. Ini merupakan sebuah efek baik yang juga dapat diperoleh dari olahraga yoga. Peneliti menyimpulkan bahwa bernyanyi menjaga sistem pernapasan tetap terkontrol dengan baik.Tidak dipungkiri bahwa bernyanyi merupakan bagian yang erat buat setiap umat Kristiani. Bagi kita umat kristiani, bernyanyi tidak hanya menyangkut aspek fisik/kesehatan maupun bakat saja, tapi bernyanyi memiliki dimensi spiritual dalam kehidupan kita. Bahkan dalam setiap kegiatan dan pelayanan gereja yang kita lakukan, kita senantiasa melibatkan aktifitas bernyanyi. Selain memuji Tuhan, nyanyian juga seringkali dipakai sebagai sarana kesaksian iman kita sebab baik dalam peristiwa sukacita maupun dalam dukacita orang kristen juga tetap dan selalu bernyanyi. Karena itu dapat dikatakan nyanyian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari iman kita.

PENDALAMAN TEKS

Keluaran 15:1-18 sering juga disebut sebagai “Nyanyian Tepi Laut” yang terkenal, yang dibuat setelah bangsa Israel berhasil keluar dari tanah Mesir. Nyanyian ini sendiri juga dapat dikatakan merupakan nyanyian pertama yang tercatat dalam Alkitab kita. Ketika nyanyian ini dinaikkan, Musa dipakai Tuhan untuk memimpin bangsa Israel melepaskan diri dari kejaran tentara Firaun. Padasaat itu bangsa Israel bebas dari ancaman setelah mengalami pertolongan Tuhan melalui keajaiban air laut Teberau yang terbelah. Pujian ini menggambarkan semua pengalaman mendebarkan selamat dari kejaran Firaun beserta pasukannya dimana bangsa Israel merasakan secara langsung pertolongan Tuhan sehingga pada akhirnya orang Israel dapat berjalan dengan tenang menyeberangi laut di tanah kering. Nyanyian Musa bersama-sama bangsa Israel ini menunjukkan tiga tema teologis yang penting:

  1. Nyanyian syukur atas kemenangan Tuhan dan bagsaNya (ayat 1-12);

Dalam bagian ini lewat nyanyian dinyatakan Allah sendiri-lah yang menjadi pahlawan yang memberi kemenangan bagi bangsaNya. Kala itu, bangsa Israel baru saja meninggalkan Mesir dan sedang berkemah dekat Laut Teberau. Akan tetapi, Firaun dan pasukannya mengejar mereka, untuk menangkap dan membawa mereka kembali. Bangsa Israel berhadapan dengan jalan buntu, sebab tidak mungkin mereka kembali ke Mesir,dan berjalan terus juga tidak menjadi pilihan bagi mereka sebab jalan mereka terhalang oleh Laut Teberau. Tidak mungkin mereka menyeberangi Laut Teberau, sebab tidak ada kapal dan tidak ada jembatan. Karena itu dalam peristiwa yang luar biasa ini, Allah menunjukkan keperkasaanNya atas 2 ancaman maut yakni :tentara mesir dan juga alam (laut) yang menghadang. Setelah mendapatkan pertolongan Tuhan barulah orang Israel dapat melanjutkan kehidupan mereka dan bertumbuh menjadi sebuah bangsa. Pengalaman ini membuat mereka menyadari betapa besar,tinggi dan berkuasa Tuhan itu, bahwa Tuhan telah menang dengan gemilang

  1. Kesetiaan dan penyertaan Allah atas perjalanan bangsaNya sampai ke tujuan (ayat 13-17);

Dalam bagian ini terdapat pengakuan umat/bangsa israel bahwa Allah berdaulat penuh atas ciptaanNya. Alam semesta pun tunduk kepadaNya dan dipakai untuk mewujudkan recana keselamatan bagi bangsaNya. Kecongkakan para pemimpin dan pembesar yang dianggap terhormat di bumi pun hancur dihadapanNya ketika Dia menggenapi janji kepada bangsaNya. Dengan kasih setiaNya (bdk.ay. 13) Allah tidak saja menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir,tetapi juga menuntun mereka sampai di tempat kediamanNya (bdk.ay.17). Tuhan adalah Penebus bagi bangsaNya dan IA menyelenggarakan pembebasan pada waktu yang tepat.

  1. Tuhan memerintah sebagai Raja kekal selama-lamanya (ayat 18);

Penyataan kuasa Allah yang mengiringi perjalanan umatNya menegaskan bahwa hanya Allah-lah yang patut disembah dalam rasa takut karena gentar terhadap kedahsyatan kuasa-Nya. Rasa takut itu memunculkan sikap hormat kepada Allah, bukan hanya dari bangsa-bangsa penduduk tanah Kanaan tetapi terutama dari umat Israel sendiri. Melalui Musa, Allah mendidik umat agar menjadi bangsa yang di dalamnya Allah memerintah kekal selama-lamanya (ay.18).

Dari tiga thema teologis yang ditunjukkan dalam nyanyian Musa serta bangsa Israel kita kembali diajak untuk melihat kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan yang meliputi seluruh masa kehidupan kita (dulu,sekarang dan bahkan selama-lamanya). Ketika kita menyadari hal ini maka dalam diri kita tumbuh pengharapan yang baru kepada Tuhan. Selain pengharapan,kita juga dapat merasakan kasih setia-Nya yang sampai hari ini pun masih kita rasakan melingkupi kita dengan sempurna. Kasih setia TUHAN akan tetap menuntun hidup dan perjalanan kita selama di dunia ini.

 APLIKASI/PENUTUP

  • Bernyanyi adalah ungkapan kasih setiap orang percaya atas kasih, keselamatan dan kebaikan dari Tuhan Allah. Seorang teolog modern bernama Stanley Grenz, juga menyebutkan: "nyanyian umat Israel setelah melewati laut adalah respons yang benar karena nyanyian dan musik adalah respons natural manusia atas karya keselamatan". Karena itu nyanyian bukan sekadar meresponi tindakan penyelamatan Allah, tetapi meresponi diri Allah sendiri. Oleh karena itu, menyanyi bagi Allah adalah tindakan penyembahan yang tidak bisa diabaikan. Pertumbuhan rohani dapat terjadi melalui bernyanyi karena ungkapan kasih yang sungguh-sungguh tidak mungkin terjadi jika kita tidak mengingat dan merefleksikan seluruh kebaikan Allah. Semakin kita mengingat kasih Allah lewat menghitung berkat-berkat kehidupan dari-Nya, lalu mengungkapkannya lewat nyanyian, maka kita pun semakin terteguhkan dan bertumbuh dalam iman.
  • Bernyanyi tidak selalu berkutat soal indah atau tidaknya suara kita, tetapi lebih kepada soal bagaimana kita memuji dan memuliakan nama Tuhan. Bernyanyi kiranya dapat menjadi kesaksian iman kita sehingga saat melewati berbagai peristiwa kehidupan nama Tuhan terpuji dalam kehidupan kita.
  • Menyanyi merupakan sebuah penyembahan kepada Tuhan yang memadukan (integrate) seluruh aspek pribadi manusia – fisik dan psikis – untuk menyuarakan seluruh isi hati dan jiwa kita dihadapan Allah. Paul Clark, seorang Director of Worship and Music Ministries menyebutkan bahwa tindakan menyanyi dengan kesungguhan menuntut seseorang untuk mempersembahkan "tubuh" secara nyata. Menyanyi dengan kesungguhan menuntut seseorang untuk mengatur pernafasan dengan benar melalui diafragma dan paru-parunya. Menyanyi dengan penjiwaan dan penghayatan mempengaruhi peredaran darah seseorang, detak jantungnya, pita suaranya dan seluruh rongga tubuh yang beresonansi satu sama lain. Berarti menyanyi bagi Tuhan bukanlah tindakan yang asal suka dan seadanya karena itu proses mempersembahkan nyanyian bagi Tuhan perlu diperhatikan dengan sungguh agar kita dapat memuji Tuhan secara maksimal. Salah satu hal yang dapat mendorong kita mempersiapkan pujian dengan lebih baik adalah dengan pembentukan tim pujian/kelompok bernyanyi dalampersekutuan kita.

     Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)-GBKP Perpulungen Kupang