SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 MEI 2018, OGEN PERBAHANEN RASUL 1:1-5,14

Thema : TUTUS ERTOTO NIMAI PADAN DIBATA

 


Perintah Yesus jangan meninggalkan Yerusalem disampaikan Yesus kepada murid-muridNya pada saat Ia akan pergi ke Sorga. Yesus melarang para murid meninggalkan Yerusalem sebab kelihatannya karena setelah menyaksikan kebangkitan Yesus mereka telah sungguh sungguh percaya dan penuh semangat serta keberanian untuk memberitakan injil. Mungkin para murid tidak sabar lagi untuk segera memberitakan injil. Karena itu kalau Yesus tidak melarang mereka meninggalkan Yerusalem maka murid-murid akan segera pergi meninggalkan Yerusalem untuk memberitakan injil ke kota-kota lain dan bangsa-bangsa lain, sebab besarlah suka cita yang mereka miliki.

Ay 8; Kamu akan menerima kuasa Kalau Roh Kudus turun atas kamu, supaya menjadi saksi tentang Yesus (bersaksi tentang Yesus). Ini bukan kalimat yang mudah diartikan, tapi (ay 12) murid murid kembali ke Yerusalem seperti perintah Yesus yang mereka terima (ayat 4) bahwa mereka tidak boleh meninggalkan Yerusalem supaya mereka menerima baptisan Roh Kudus. Dengan kembalinya para murid ke Yerusalem berarti mereka memahami dan mengerti dengan pasti pernyataan (perintah) Yesus.
Yesus memerintahkan para murid menanti kedatangan Roh Kudus, supaya pelayanan mereka disertai pertolongan Roh Kudus, sebab yang Yesus kehendaki supaya murid murid berhasil, sukses di dalam pelayanannya, murid murid tangguh menghadapi segala ancaman yang terus menerus membayangi penginjilan, supaya murid murid memenangkan pertarungan di dalam penginjilan.

Yesus telah memperlihatkan diriNya bangkit dari kematian dengan segala cara selama 40 hari supaya murid-murid percaya akan kebangkitan Yesus. Yesus telah membuktikan kuasa Allah yang menyertaiNya, yang mengerjakan kebangkitanNya. Yesus memahami keadaan murid-murid dengan melihat dan menyaksikan kebangkitan Yesus saja belum cukup memberi keberanian, kekuatan dan kesetiaan untuk memberitakan ijil, maka kepada murid murid Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai penolong yang akan menyertai mereka, yang akan membuat penginjilan para murid berhasil. Ada tantangan besar menanti pemberitaan para murid di dalam memberitakan injil, yaitu penolakan dan perlawanan dari anti Kristus, dari si iblis, hidup mereka akan terancam karenanya maka mereka harus diperlengkapi oleh penyertaan Roh Kudus.

Di dalam masa penantian turunnya Roh Kudus, antara Yesus naik ke sorga dengan janji turunnya Roh Kudus di genapi ada pertanyaan yang tidak terjawab pada saat perintah itu disampaikan Yesus; ada apa dan akan bagaimanakah keadaan para murid. Ada masa selang selama sepuluh hari dari masa kenaikan Yesus dengan turunnya Roh Kudus. Kita tahu masa penantian turunnya Roh Kudus itu mulai saat kenaikan Yesus ke Sorga sampai Roh itu dicurahkan kepada murid-murid Yesus lamanya sepuluh hari, sebab kita hidup di jaman sesudah peristiwa turunnya Roh Kudus itu terjadi. Tapi sejak Yesus menjanjikan turunnya Roh Kudus sampai Rog Kudus di curahkan para murid tidak mengetahui berapa lama penantian itu akan terjadi. Mereka harus tetap di Yerusalem, sementara Yerusalem berkecamuk, para pengikut Yesus tidak aman, kota itu mencekam. Para murid tidak boleh meninggalkan kota itu, mereka harus menunggu sampai saat Roh Kudus di nyatakan.

Mari kita bandingkan dengan masa penantian tiga hari dari kematian Yesus sampai kebangkitanNya. Kelihatan sekali dengan jelas, ketika penantian 3 hari kebangkitan Yesus para murid hidup di dalam ketakutan, mengurung diri dan karena ketakutannya mereka lupa janji kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga. Mereka bersembunyi dengan penuh emosi dan di hantui kesedihan yang dalam, hanya itu laporan yang kita dapatkan dari Alkitab. Tidak disebutkan mereka berdoa, mungkin saja mereka tidak berdoa tetapi terus menerus meratapi dan penuh kecemasan serta merasa gagal dan menyesali telah sia sia semua yang mereka alami bersama Yesus. Di masa penantian kebangkitan itu tidak ada pemikiran yang gemilang, tidak ada ide yang baru dan tidak ada karya yang mereka tunjukkan tentang injil dan Kerajaan Allah. Kami tetap menduga karena mereka tidak berdoa, tetapi kesal, marah, atau mungkin benci dan takut, yang membuat mereka tidak menghasilkan buah. Karena melihat kematian mereka melihat kegagalan misinya tetapi sesudah melihat dan percaya kebangkitan Yesus sikap mereka menjadi berbeda, mereka bergiat di dalam doa, sebab mereka telah melihat kemenangannya di dalam kebangkitan Yesus.

Di dalam menanti turunnya Roh Kudus murid-murud disuruh menanti dalam waktu yang tidak disebutkan berapa lama penantian itu, bukan seperti menanti kebangkitan Yesus pada hari ke tiga sesudah kematianNya. Meski tidak disebutkan pada hari keberapa dari penantian itu Roh Kudus akan di curahkan, tapi murid-murid menunjukkan kesetiannya, sebab mereka telah menyaksikan kebangkitan Yesus. Menyaksikan kebangkitan Yesus sama dengan menyaksikan kemenangan yang pasti, membawa mereka kepada pengharapan yang pasti dan jelas. Karena itu mereka tetap ada di Yerusalem, yang mereka lakukan berdoa, berdoa bersama sama. Mereka semua bertekun dengan sehati berdoa bersama sama. Mereka dipersatukan menjadi tim yang tangguh di dalam doa yang mereka lakukan bersama sama. Mereka melawan ke egoisannya dan memperkuat timnya.

Oleh karena telah menyaksikan kebangkitan Yesus maka Petrus yang selalu merasa dirinya lebih baik dan hebat dari murid-murid yang lain telah meninggalkan keangkuhennya dan hidup bersama dengan murid-murid dan semua orang percaya dengan rendah hati. Tomas yang mengingini bukti kebangkitan setelah menyaksikan kebangkitan Yesus benar-benar terjadi membuat ia percaya dan setia kepada Yesus dengan sepenuh hati. Yakobus dan Yohanes yang dengan sembunyi sembunyi meminta posisi kepada Yesus kelak pada pemerintahan Yesus supaya mereka ditempatkan seorang di posisi kanan dan seorang lagi di posisi kiri Yesus tidak lagi mengincar posisi itu. Mereka semakin bersatu dan hanya bergiat untuk Pekabaran Injil saja.

Bertekun berdoa artinya berdoa dengan sungguh sungguh, bukan berdoa buang buang waktu. Kata sungguh sungguh (KBBI: tidak main-main; dng segenap hati; dng tekun. Kata bersungguh sungguh KBBI: berusaha dng sekuat-kuatnya (dng segenap hati, dng sepenuh minat). Mencurahkan seluruh hati dan kekuatannya, tekun dengan seluruh daya yang ada berdoa kepada Tuhan. Sehati; satu hati satu tujuan, bersama sama, menyatukan doa di dalam harapan yang sama pikiran yang sama dan bersama sama melakukannya.

Pertanyaannya selama kita berdoa dengan sungguh sungguh, sudah kah kita berdoa dengan sehati? Atau doa itu bagi kita hanya seperti membaca mantra. Mari kita melihat kekuatan doa para murid; tadi saya mempertanyakan bahwa di dalam masa penantian hari ke tiga Yesus bangkit para murid kemungkinan besar tidak berdoa, atau berdoa tidak dengan sungguh sungguh atau diantara mereka tidak ada kesehatian. Tapi di dalam penantian Roh Kudus mereka berdoa dengan sungguh sungguh, dan mereka melakukannya dengan sehati, sehingga dampaknya luar biasa; masalah atau persoalan belum selesai, situasi masih panas dan bergejolak tapi mereka tidak takut. Kesempatan penantian yang dibarengi doa yang benar itu membuat para murit dapat berkaria; mereka tidak diam, mereka tidak bersembunyi mengurung diri di dalam rumah seperti pada saat sesudah Yesus mati dan dikuburkan tetapi mereka beraktifitas, beribadah bersama sama orang percaya. Di ayat 15 disebutkan ada 120 orang yang setia berkumpul, memperlihatkan imannya. Mereka tidak takut, mereka setia menanti janji turunnya Roh Kudus. Para murid mempersiapkan "pasukan kristus" para penginjil yang siap bertempur. Mereka menyusun kembali kekuatannya, melakukan penyisipan, Judas yang telah memberontak dan mati mereka ganti dengan melakukan pemilihan antara Yusuf yang disebut Barnabas atau Yustus dengan Matias dan di dalam undi tersebut Matiaslah yang terpilih.

Di Kis 2:1 disebutkan, ketika hari Pentakosta (penta kosta adalah perayaan hari ke limapuluh sesudah paskah (Imamat 23:16) bagi orang Yahudi), mereka bersama sama merayakannya, tentunya di dalam rasa syukur dan pesta suka cita, lalu pada saat perayaan itulah Roh Kudus turun kepada murid murid dan penginjilai mereka mulai ke semua kota-kota dan bangsa-bangsa.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang