SUPLEMEN PJJ TANGGAL 29 APRIL-05 MEI 2018, Ogen IBRANI 9:23-26

Thema  :

”Jesus Nangkih Ku surga Man Gunanta”

 

Pendahuluan

Dalam tradisi penyembahan orang Yahudi pada umumnya; setahun sekali imam-imam orang lewi harus memberikan korban darah untuk penyucian rumah ibadah, penyucian perlengkapan ibadah, penyucian diri para imam sebagai pemimpin ibadah. Artinya setahun sekali jika semua perlengkapan dan para imam tidak di sucikan dengan korban darah anak domba ibadah-ibadah yang di lakukan tidak layak.Penyucian itu lokal hanya sekitar rumah ibadah saja. Artinya usaha yang di lakukan manusia untuk melayakkan dirinya di hadapan Tuhan sangat terbatas dan harus berulang-ulang. Jika hari ini di lakukan upacara penyucian maka keadaan manusia hari ini akan lebih suci dari hari esok, bulan ini dari bulan depan, dan jika upacara penyucian melalui korban daran tersebut hanya setahun sekali dan hanya ada satu bulan yang paling suci, maka bulan terakhir jika ada orang yang mati maka mereka tidak layak untuk kerajaan sorga sebab penyucian-penyucian yang di lakukan jika di kerjakan di dalam rumah ibadah yang sudah kurang suci tidak akan berkualitas menguduskan si penyembah dengan sempurna.

Pembahasan

Karena itu si penulis surat Ibrani ini menekankan keutamaan dari Yesus yang merombak dan memberi makna baru atas penyembahan orang percaya.Penulis mengajarkan kematian Yesus di atas kayu salib cukup hanya satu kali saja dan telah menyucikan dunia dan menembus sampai ke kemuliaan Sorga.Bukan hanya sekitar rumah ibadah, perlengkapan-perlengkapan rumah ibadah tetapi seluruh dunia ini di layakkan bagi penyembahan Allah Bapa. Korban Yesus telah memberi makna baru; kalau dulu orang memberikan persembahan hanya untuk kesalahan-penyucian dosa tertentu; ketika ia membunuh, ia harus memberikan korban penyucian karena kejahatannya membunuh tapi belum tentu persembahan itu cukup menyucikannya atas kejahatannya yang lain, misalkan mencuri. Tapi di dalam Yesus orang mengalami penyucian yang sepenuhnya; semua dosa-dosanya yang di lakukannya selama orang itu hidup, di dalam korban darah Yesus (tidak berulang-ulang) yang satu kali itu saja maka semua dosa telah di tebus bersih.

*Korban penyucian Yesus itu melayakkan semua tempat menjadi suci, meskipun di sana dosa masih dilakukan, dosa masih berkuasa; karena itu orang berdoa dapat berseru kepada Tuhan bukan hanya di dalam rumah ibadah; bukan hanya di Bait Allah orang dapat berdoa, tapi dimanapun orang percaya berada ia dapat berdoa kepada Allah, di semua tempat dan keadaan sebab yang melayakkan tempat itu adalah Yesus dalam korban darah penyucianNya. Kita dapat berdoa di rumah, di kantor, di dalam bis, di dalam penjara dll. Kita juga dapat bertemu dengan Tuhan di semua tempat sebab Tuhan melayakkan tempat itu untuk diriNya. Bukan usaha kita supaya sesuatu tempat layak untuk Tuhan tetapi Tuhan dapat hadir dimanapun Ia berkenan hadir.

Tuhan tidak berdiam diri di satu tempat.Kalau pada mulanya dalam sejarah penyembahan orang menyembah harus menghadap (kiblat) ke Sion Yerusalem, sebab di percaya di sanalah rumah ibadah tempat Allah tinggal. Di dalam penebusan Yesus bagi semua tempat menyatakan bahwa Allah tidak berdiam diri di satu tempat, Allah bukan Allah yang lokal berdiam diri di satu tempat saja, ia ada di mana-mana sebab demikianlah ia menyatakan penebusanNya.

*Imam besar satu tahun sekali masuk ke dalam ruang maha suci untuk memberikan korban penyucian, dan mereka membawa darah korban persembahan. Tapi Yesus bukan hanya masuk kedalam ruang maha suci namun Ia masuk ke dalam sorga kemuliaan itu.Yesus bukan membawa darah yang lain tetapi mengorbankan diriNya sendiri, mempersembahkan diriNya. Tindakan Yesus ini memastikan keselamatan orang percaya, hidup tidak meraba atau untung-untungan, tetapi dipersilahkan masuk ke dalam kerajaan Sorga. Pintu sudah terbuka; silahkan masuk!Semua orang yang menerima penebusan di dalam Kristus berkenaan masuk melalui pintu itu.

Untuk meyakinkan orang Ibrani tentang keselamatan ke dalam Kerajaan Sorga dan memberitakan bahwa Yesus dan pengorbananNya lebih besar dari apa yang dilakukan para imam dan pengorbanan hewan kurban penyucian itu maka penulis menuliskan “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusiayang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allahguna kepentingan kita”. Yang dilakukan Yesus bukan sekedar perkara dunia “suci dunia untuk suatu ibadah” tetapi yang dilakukan Yesus hal yang lebih besar peyucian untuk persekutuan di Sorga. Yesus berkarya bukan dalam hal buatan tangan manusia, kekudusan dan kedamaian di Bait Allah buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran dari Kerajaan Sorga tapi yang dilakukan Yesus Ia naik ke Sorga dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga menghadap hadirat Allah untuk memperjuangkan tempat bagi orang yang percaya.

Tentang kepergian Yesus ke Sorga Yohanes menuliskan “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.Di rumah BapaKubanyak tempat tinggal.Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.Sebab Aku peergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat dimana Aku berada, kamu pun berada. Dan kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14:1-4)

Yesus merintis jalan bagi orang percaya supaya dapat masuk ke dalam Sorga.Tomas mewakili manusia sepanjang jaman mempertanyakan kepada Yesus “Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” dan jawab Yesus tegas “Akulah jalaan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yohanes 14:5-6). Hanya Yesus satu satunya jalan ke Sorga; Ia yang datang dari Sorga hanya Ia yang tahu jalan ke sana.

Aplikasi dan Renungan

*Yesus telah membuka jalan ke sorga, maka kita percaya sorga itu nyata, dan orang-orang percaya telah di perjuangkan Yesus supaya masuk ke sorga. Dengan penebusanNya kita di jadikanNya menjadi anak-anak yang berkwalitas. Memiliki hidup yang berkwalitas prima sehat jasmani dan rohaninya adalah idaman semua orang. Akibat dosa membuat hidup manusia dan segala sesuatu yang dilakukannya tidak berkwalitas. Mereka tidak dapat di banggakan dan tidak melahirkan suka cita surgawi sebagai anak-anak Kerajaan Allah, mereka tidak dapat memancarkan suka citanya kepada yang lain.

*Penebusan Yesus menjadikan kita sebagai anak-anak pemenang, kita tahu jalan dan punya tujuan dari bangun pagi sampai tidur lagi, yaitu arah perjalanan hanya ke surga rumah Bapa. Kita tahu jalan ke sana sebab Yesus telah membuka jalan itu. Orang percaya adalah anak-anak Kerajaan Surga yang hidup di dalam dunia yang sedang menanti saat pengangkatannya. Karena itu mereka harus bertekun menjaga kekudusan dirinya. Ia tidak akan mencemari hidupnya dengan perbuatan dosa dan kehendak dosa. Ia harus mempertahankan status dirinya sebagai anak-anak yang menerima janji keselamatan. Yohanes mengingatkan “…Barang siapa berjalan di dalam kegelapan, ia tidak tahu kemana ia pergi (Yohanes 12:35).

*Kematian Yesus meringankan beban hidup orang percaya dalam penyembahan, dan dengan cara itu Yesus telah membuka jalan kepada semua orang layak masuk kerajaan Allah asal mereka percaya dan menerimaNya. Coba kalau Yesus tidak mati untuk kita maka kita harus selalu menyediakan kambing, domba, lembu, atau merpati sebagai korban penghapus dosa untuk melayakkan kita bagi KerajaanNya. Kalau penebusan dosa masih mengandalkan darah dari persembahan hewan korban maka di semua kota akan selalu bau kambing, domba, lembu dll yang di perjual belikan sebagai korban penyucian.

Dalam pengorbanan Yesus dan kenaikanNya ke sorga menyediakan tempat bagi orang percaya maka orang yang miskin walau tidak sanggup menyediakan persembahan korban dari hewan korban jika ia percaya dan menerima Yesus ia telah di layakan bagi Kerajaan Sorga.

*Kalau Yesus sudah naik ke Sorga Ia juga akan datang ke dua kalinya untuk menjadi hakim bagi semua orang dan dunia. Artinya Ia tidak akan menyia-nyiakan pengorbananNya percuma; bahwa orang-orang yang hidup dalam iman percaya kepadaNya akan menerima mahkota kemenagan hidup bersama-sama dengan Dia di Sorga.

Orang-orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan akan berbahagia jika Tuhan datang dan pengadilanNya di nyatakan, sementara orang-orang yang hidup sebagai anak-anak dunia yang berkwalitas anak-anak dunia tidak percaya akan pengadilan saat kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali, mereka tidak berharap kenyataan itu terjadi.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang