SUPLEMEN PEKAN PENATALAYANAN GBKP TAHUN 2024 WARI VI. KHOTBAH 2 SAMUEL 9:1-10

Invoction  :

Roma 12: 10

Bacaan  :

1 Johanes 2 :7-10

Tema   :

Aku Mengasihimu

 

Pembukaan

Sasaran pelayanan kita tahun ini adalah berkarya dan berguna untuk orang lain dengan kata lain bagaimana lewat pemberitaan Injil gereja mampu menjadi terang bagi dunia. Sebagai gereja kita ingin menjadi komunitas yang penuh kasih karunia, gereja diampukan menjadi rumah bagi orang yang tidak sempurna di mana dia merasa nyaman berada di dalamnya, gereja dapat berkarya dan berguna bagi orang lain lewat pemberitaan Injil dalam budaya, secara khusus budaya Karo.

Kali ini kita dapat belajar dari raja Daud bagaimana cara untuk dapat mengasihi orang lain dengan tulus ikhlas dan tidak bersyarat. Daud terlebih dahulu mengalahkan egonya sebagai musuh dari dalam dirinya sendiri dan musuh dari luar untuk membangun kerajaannya. Sehingga mimpi boset pengikutnya dan keturunannya tidak menjadi ancaman bagi Daud. Justru sebaliknya Daud sangat bersyukur masih bisa menunjukkan kasihnya kepada mefiboset sebagai tanda persahabatannya dengan Jonathan titik bukan hanya kasih yang ada dalam dirinya namun kasih yang datangnya dari Tuhan. Kasih yang datangnya dari Tuhanlah yang memberi kehidupan bagi Mefiboset beserta keturunannya.

 Pendalaman teks

Pada zaman perang lazim bagi seorang raja yang berhasil mengalahkan lawan perangnya untuk menghabisi seluruh keturunan dan merampas harta dari raja sebelumnya. Peristiwa ini dikarenakan adanya pemikiran keturunan yang masih hidup akan menjadi ancaman terhadap pemerintahan sekarang. Adanya pemikiran keturunannya akan membangun koalisi dan melakukan pemberontakan terhadap raja yang mengalahkan nenek moyangnya. Saat ini Daud dalam pemerintahannya berbeda dengan kebiasaan pemerintahan pada umumnya. Daud malah mencari keturunan Saul dengan maksud merangkul dan memberi kasih kepada keturunan Saul. Keinginan Daud ini dinyatakannya di awal kalimat ayat,1B ,3B dan ayat 7. Daud menghindari kesalahpahaman dengan keturunan Saul sehingga dia menyatakan niatnya untuk mengasihi dan memberikan seluruh harta yang Saul punya kepada keturunannya. Dengan demikian keturunan Saul tidak akan takut untuk menunjukkan dirinya dari persembunyiannya. Karena dia dipanggil bukan untuk dibinasakan melainkan untuk mendapatkan kasih dari seorang raja.

Dari ziba pelayan Saul Daud mendapatkan informasi maka masih ada Mefiboset anak Jonathan. Kita dapat melihat reaksi Mefiboset saat bertemu dengan Daud dia sujud menyembah layaknya seperti seekor anjing yang mati dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki arti apa-apa lagi. Mefiboset sangat tahu sejarah bagaimana kakeknya memperlakukan Daud semasa dia hidup. Kondisi tubuhnya yang tidak sempurna, meyakinkan dirinya tidak layak mendapatkan kasih seorang raja namun dia mendapatkan kasih seorang raja apalagi ia bisa duduk semeja dengan raja layaknya anak raja. Raja Daud menunjukkan kasihnya kepada mefiboset beserta keturunannya kasih dari Allah yang ada di hati Daud memberikan kehidupan dan keselamatan bagi Mefiboset. Duduk semeja layaknya anak seorang raja menyatakan hubungan Daud dan mefiboset tidak memiliki batasan lagi.

 Bacaan 1 Johanes 7-10 menjelaskan kepada kita maka orang yang dikuasai kasih Kristus terangnya sungguh baik dan sejati sehingga kasih nya hidup sama seperti Kristus telah hidup di dalam dirinya titik ini bukan perintah baru melainkan perintah lama kasihilah temanmu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri. Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan dirinya bagi kita orang yang berdosa. Dengan demikian gereja yang hidup dalam terang ia harus mengasihi saudaranya walau terkadang saudaranya melukai hatinya. Gereja harus mampu menerangi jemaatnya dengan kasih yang datangnya dari Kristus. Gereja tidak boleh menjadi batu sandungan bagi jemaatnya gereja harus membawa kabar sukacita terhadap jemaatnya dan menerangi pemikiran-pemikiran jemaatnya dengan kasih Kristus.

 Aplikasi

Visi gereja GBKP menjadi kawan sekerja Allah di dunia ini menuntut gereja lebih peduli terhadap kinerja menyuarakan suara kenabian di mana ia ditempatkan. Sebagai gereja, GBKP yang tidak terlepas dari ikatan budaya, marga silima rakut sitelu tutur siwaluh, per kade Kaden 12+1

Bagaimana GBKP menjadi kawan sekerja Allah dapat memberitakan Injil lewat marga silima menjadikan orang lain adalah saudara kita sendiri. Di tanah rantau kita jauh dari keluarga saat kita bertemu dengan orang Karo kita memperkenalkan diri kita marga dan beru bebere dan kempu apa kita. Istilah kita orang Karo bertutur. Dari ertutur kita tahu hubungan kekeluargaan kita dirakut si telu itu. Di tanah perantauan di saat kita menjalankan kasih persaudaraan kepada orang lain, sehingga orang lain menjadi keluarga terdekat kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua

Pdt. Elia br Keliat