MINGGU 05 MARET 2023, KHOTBAH LUKAS 18:31-34

Invocatio: “Ingatlah segala rahmat-Mu dan kasih setia-Mu,  ya TUHAN, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. (Masmur 25:6).

Ogen: Yunus 2:1-7

Khotbah: Lukas 18:31-34

Tema: TEGUHKAN HATI MENGHADAPI PENDERITAAN

 

I. KATA PENARUH

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan, Pandangan Etika Kristen mengatakan bahwa, pendangan kita terhadap sesuatu menentukan sikap kita terhadap sesuatu itu. Demikian juga halnya bahwa pengenalan kita akan Tuhan menentukan sikap kita terhadap Tuhan itu sendiri. Sama seperti seorang anak kecil, anak kecil tidak akan pernah takut mengikuti orang tua mereka ke manapun orang tua mereka pergi sekalipun melewati jurang yang dalam, jalan yang berduri dan bahkan semakin dilarang orang tua mereka, mereka semakin berkeras untuk ikut. Hal ini dilakukan mereka karena mereka sangat percaya kepada orang tua mereka bahwa orang tua mereka pasti akan menjaga dan melindungi mereka dari bahaya.

II. PENDALAMAN TEKS

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan, nas khotbah ini menceritakan tentang bagaimana Kristus memberitahu murid-murid-Nya mengenai penderitaan-penderitaan dan kematian-Nya yang semakin mendekat, dan kemuliaan yang akan menyertainya. Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus menyatakan bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan maut (32). Tetapi tidak untuk selamanya Ia mati karena Ia akan bangkit pada hari ketiga (33). Semua yang terjadi itu sesungguhnya sudah dinubuatkan oleh para nabi pada zaman purba, dan digenapi pada masa itu (31). Ia sendiri sudah melihat dan mengetahui dengan pasti jauh-jauh hari sebelumnya sehingga Ia menganggap bahwa Ia perlu memperingatkan mereka agar murid-murid-Nya tidak terlalu terkejut dan takut akan hal-hal yang akan menimpa-Nya itu. Dalam hal ini dikatakan bahwa penderitaan Kristus sebagai memenuhi nubuat nabi-nabi. Atau dengan kata lain penderitaan-penderitaan yang harus dijalani-Nya, akan digenapi. Yesus mengatakan bahwa:

  1. Yesus akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
  2. Yesus akan diolok-olok.
  3. Yesus akan dihina.
  4. Yesus akan diludahi.
  5. Yesus akan disesah.
  6. Yesus akan dibunuh.
  7. Akan tetapi Yesus akan bangkit pada hari yang ketiga.

Penghinaan dan pelecehan yang dilakukan terhadap Kristus dalam penderitaan-penderitaan-Nya sangat ditekankan di sini yang disebut dalam Bahasa Yunani hybristhēsetai artinya Ia akan dimaki-maki dan dihina, segala cercaan akan ditimpakan kepada-Nya. Ini adalah bagian dari penderitaan-Nya, yang melaluinya secara rohani Ia akan memenuhi keadilan yang disyaratkan Allah atas pelanggaran yang telah kita lakukan terhadap Dia melalui dosa kita. Dosa ini menyinggung kehormatan-Nya. Satu contoh khusus dari penghinaan yang dilakukan terhadap diri-Nya adalah bahwa Ia akan diludahi, yang secara khusus pula telah dinubuatkan sebelumnya (Yes. 50:6). Namun di sini, seperti biasanya, ketika Kristus berbicara mengenai penderitaan dan kematian-Nya, Ia menubuatkan kebangkitan-Nya, yang meniadakan ketakutan dan cela dari penderitaan-Nya bahwa pada hari ketiga Ia akan bangkit dari kematian.

Namun demikian murid-murid-Nya menjadi bingung oleh karenanya. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan mengenai Mesias dan kerajaan-Nya dan sungguh mematahkan harapan atas Guru mereka, meruntuhkan semua perkiraan mereka, sehingga mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu (ay. 34). Mereka sudah sangat kuat terikat dengan segala prasangka mereka sehingga mereka tidak mau memahaminya secara harfiah, dan mereka juga tidak dapat memahaminya dengan cara lain, dan karena itu mereka tidak mengerti semuanya sama sekali. Semuanya pasti menjadi misteri dan teka-teki bagi mereka karena bagi mereka, rasanya mustahil untuk menyesuaikan pikiran mereka dengan kemuliaan dan kehormatan Mesias serta maksud tujuan pendirian kerajaan-Nya. Perkataan ini tersembunyi bagi mereka dan sulit dipercaya kebenarannya serta tidak dapat mereka diterima karena dalam benak mereka, Yesus akan tampil sebagai Mesias yang mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh bangsa Yahudi. Mereka tidak mampu melihat bahwa kemesiasan Yesus dinyatakan melalui penderitaan dan penyaliban-Nya.

Menurut pandangan mereka, mereka telah membaca Perjanjian Lama berulang kali, tetapi mereka tidak pernah menemukan apa pun yang akan digenapi dalam rupa penghinaan dan kematian Mesias ini. Perhatian mereka begitu terpaku dengan nubuat-nubuat yang berbicara mengenai kemuliaan-Nya sampai mereka mengabaikan nubuat-nubuat yang menyinggung mengenai penderitaan-Nya. Padahal hal inilah yang seharusnya lebih ditekankan oleh para ahli Taurat dan ahli-ahli hukum Taurat kepada mereka untuk diperhatikan dan yang seharusnya dimasukkan dalam dasar-dasar kepercayaan dan ajaran mereka, seperti halnya hal-hal yang lain. Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan rancangan mereka, sehingga mereka mengabaikannya. Mereka hanya ingin mendengar yang hal-hal yang manis-manis saja dan tidak mau mendengar kebenaran. Seperti yang dikatakan Nabi Yesaya sebelumnya, “Sebab mereka adalah bangsa pemberontak, anak-anak yang enggan mendengar pengajaran Tuhan, yang mengatakan kepada para tukang tilik, “Jangan menilik” dan kepada pelihat, “janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis” (Yes. 30:10). Hal inilah yang membuat murid-murid sulit untuk mengerti akan penderitaan yang sampaikan Yesus kepada murid-muridnya.

Akan tetapi beda dengan Yunus dalam memahami dan menghadapi penderitaan. Yunus mengetahui kepada siapa dia harus berdoa. Yunus selalu mengenal Allah yang sejati. Dia tahu kepedulian Allah atas manusia, tetapi toh dia melarikan diri, akan tetapi ketika dia dalam kesulitan, pemahaman yang sama mengenai kasih Tuhan inilah yang memimpin dia kembali kepada Allah. Di dalam perut ikan sekalipun, ternyata ia masih hidup lalu berseru kepada Tuhan. Sekalipun ia merasa bahwa dirinya secara praktis sudah mati (ayat Yun 2:6), Tuhan mendengar doanya dan menyelamatkan nyawanya.

III. APLIKASI

Tema kita hari ini adalah TEGUHKAN HATI MENGHADAPI PENDERITAAN. Dalam KBBI teguh artinya kukuh kuat, erat kuat, kuat berpegang, tetap tidak berubah. Dengan kata lain tema ini mau mengajarkan kepada kita agar kita tidak pernah merubah hati kita untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam menghadapi penderitaan kita, melainkan tetap kuat berpegang kepada Tuhan sekalipun banyak tantangan atau penderitaan yang kita hadapi.

Jemaat Tuhan yang dikasihi Tuhan pengenalan murid-murid Yesus yang dangkal akan Tuhan Yesus membuat mereka tidak dapat memahami arti penderitaan yang akan dihadapi Yesus. Bagi murid-murid, Yesus yang akan tampil sebagai Mesias yang mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh bangsa Yahudi sehingga sulit bagi mereka untuk memahami bahwa Yesus akan mengalami penderitaan apa lagi kematian. Para murid sudah lama bersama-sama dengan Tuhan Yesus, bahkan mereka banyak memperoleh pelajaran berharga dari apa yang Yesus perbuat dan ajarkan. Namun, mereka tetap tinggal 'buta' terhadap misi Tuhan Yesus. Bahkan, Lukas 9:45 menyebutkan, mereka tidak mengerti namun tidak berani bertanya. Jadi, mereka menyadari mereka 'buta' tetapi tidak berani meminta supaya Yesus 'mencelikkan' mata rohani mereka!

Oleh sebab itu melalui firman Tuhan hari ini hendaknyalah kita senantiasa mau berusaha mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh sehingga kita akan mampu meneguhkan hati kita dalam menghadapi penderitaan kita karena kita tahu dan mengenal bahwa Allah memiliki rancangan yang lebih indah buat kita sekalipun saat ini kita masih menderita. Sebagai orang percaya, hendaknya kita tidak pernah berputus asa dalam situasi yang sangat buruk sekalipun. Seperti Yunus, kita juga harus berseru kepada Allah memohon kemurahan dan pertolongan-Nya serta menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya. Sekalipun saat ini kita diperhadapkan dengan gelapnya jalan hidup yang harus kita hadapi, sekalipun saat ini seakan-akan semua jalan sudah tertutup dan sekalipun kita merasa kita sudah seperti terkepung karena beratnya persoalan hidup kita, akan tetapi jangan pernah berhenti berseru memohon pertolongan Tuhan agar Tuhan menolong dan membebaskan kita dari penderitaan kita.

Sama seperti yang disampaikan dalam Invocatio kita Masmur 25:6 bahwa Mazmur ini lahir dari pergumulan seorang yang hidup dalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Ia menyadari dosanya, namun yakin dan percaya bahwa kasih setia Allah menaunginya. Ia datang kepada Tuhan meminta pembebasan dari kesesakan batiniah dan ancaman lahiriah. Pemasmur mengarahkan seluruh perhatiannya kepada Tuhan, ia mempercayakan dirinya kepada Tuhan, sehingga ia merasa tak mungkin dipermalukan oleh musuh, ia juga menanti-nantikan Tuhan, sehingga masa depannya terbuka karena Tuhan menyelamatkan umat-Nya (ayat 1-3). Dari sikap iman yang demikian, di dalam kesulitan pribadi yang dialaminya, pemazmur meminta kepada Tuhan  agar ia mengenal jalan Tuhan, supaya ia dapat hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan (ayat 4-5). Demikian juga dengan kita, hendaknya kita juga senantiasa yakin dan percaya bahwa kasih setia Tuhan akan selalu menyertai dan menolong kita menghadapi penderitaan kita. Amin.