MINGGU 26 FEBRUARI 2023, KHOTBAH LUKLAS 9:43b-45

(MINGGU INVOCAVIT: Berserulah kepadaKu/Erlebuh ia ku Aku)

Invocatio : “Dan barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan Tuhan; dan setiap orang yang dipanggil Tuhan akan termasuk orang-orang yang terlepas” (Yoel 2:32)

Bacaan : 2 Raja-Raja 20:1-6

Khotbah : Lukas 9:43b-45

Tema : “Yesus Memberitahukan Tentang KematianNya/Ituriken Jesus Kerna KematenNa”

 

 

 

I. PENDAHULUAN

Kita akan memasuki minggu sengsara II (Passion II) yang dinamai dengan Minggu Invocavit. Invocavit artinya “Berserulah kepadaKu” diambil dari Mazmur 91:15a “Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab”. Tuhan setia mendengar seruan kita, Tuhan tidak pernah menutup telingaNya terhadap doa-doa kita. Ketika kita merenungkan derita dan sengsara Kristus, patutlah kita menyadari betapa berdosanya kita dan betapa besarnya kasih Tuhan bagi kita.

Bila kita memanggil Dia ketika kita mengalami kesesakan maka Dia akan menyertai kita, dan Dia akan meluputkan kita dari kesesakan itu. Dengan nama Invocavit diperlihatkan betapa Tuhan mengasihi umat yang percaya kepadaNya. Minggu Invocavit mengingatkan bahwa Tuhan pasti mendengar seruan orang yang meminta pertolonganNya. Dengan perkataan lain, nama minggu ini mengingatkan supaya kita percaya menyampaikan masalah kita kepadaNya, karena Dia pasti menjawab. Tuhan adalah sahabat yang senantiasa siap menemani kita ketika kita dihadang masalah dan penderitaan berat. Seberat apapun masalah yang kita hadapi, Dia mampu menolong kita.

Dalam keadaan menderita atau mengalami pergumulan berat manusia cenderung melupakan Allah dan menyalahkan Allah sebagai bentuk kekecewaannya. Tuhan mengijinkan semua itu terjadi karena Tuhan ingin mendidik kita menjadi pribadi yang kuat dan bertumbuh dalam iman karena sesungguhnya dalam kelemahanlah kuasa Allah menjadi nyata. Karena permasalahan yang kita alami seringkali kita lupa akan kebaikan dan berkat serta kasih yang Tuhan curahkan kepada kita. Kita hanya sibuk dengan pemikiran egois kita yang tidak beralasan. Kita terus mengeluh namun kita tidak mau menyerahkannya kepada Tuhan. Padahal saat kita berseru kepadaNya Tuhan pasti akan mendengar dan menjawab seruan kita.

 II. RENUNGAN

Nas khotbah kita ini menceritakan ketika Yesus yang sedang berbicara kepada para murid-Nya mengenai keadaan hidup-Nya yang akan terjadi. Yesus dengan jelas menegaskan bahwa: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”. Dari perkataan-Nya tersebut, Yesus bermaksud untuk menjelaskan bahwa diri-Nya sebagai anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Ia akan mengalami penderitaan sebagai bentuk ketaatan-Nya pada Bapa. Namun nampaknya, para murid tidak paham akan maksud dari perkataan Yesus sendiri.

Yesus Juruselamat kita adalah Allah yang telah menjadi manusia, di dalam Filipi 2:7 disebutkan bahwa Yesus telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Yesus adalah Allah tetapi juga manusia, namun Yesus bukanlah pribadi setengah Allah dan setengah manusia. Yesus benar-benar Allah: 100 % Allah sekaligus 100 % manusia. Kristologi Yesus sebagai Allah dan manusia hanya dapat dipahami dengan iman dan bukan logika. Dalam kesaksian kitab-kitab injil, Yesus sendiri menyebut diriNya ‘Anak Manusia’.

Dalam Lukas 9:44b dikatakan “Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”, untuk kedua kalinya Yesus memberitahukan tentang tujuan kedatanganNya sebagai manusia bahwa Ia akan mengalami penderitaan bahkan dibunuh namun akan dibangkitkan pada hari ketiga. Yesus menyebut dirinya sebagai Anak manusia, Dia menghubungkan identitasNya sebagai Anak manusia dengan misi penebusanNya yang digenapi melalui penderitaan. Yesus mengalami sengsara dan derita yang sangat menyakitkan secara manusia. “Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia”, pernyataan Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa apa yang akan terjadi dan Ia sendiri rela untuk menghadapi kematianNya. Yesus bisa saja menolak penyaliban dengan kekuatan dan kuasaNya, namun Ia taat sampai mati sebab Ia adalah Anak manusia yang menanggung dosa umat manusia.

Lantas apa respon para murid atas pemberitahuan Yesus tentang penderitaanNya ini? Dalam kesaksian Lukas, para murid tidak mengerti dan mereka tidak berani mananyakan arti perkataan Yesus. Sedangkan menurut kesaksian Matius, hati para murid menjadi sedih sekali. Setelah sekian lama bersama Yesus ternyata tidak menjadi jaminan bahwa para murid memiliki iman yang bertumbuh. Para murid memang selalu mendengar pengajaran Yesus, mereka sering menyaksikan mujizat yang dilakukan Yesus. Tapi mereka belum beroleh pengertian dan pemahaman mengenai misi Yesus di tengah dunia.

Mereka tidak mengerti karena bagi mereka Yesus adalah Raja yang penuh kuasa karena mampu melakukan banyak mukjizat. Para murid mungkin berpikiran bahwa Yesus adalah calon raja penguasa Israel yang akan mengembalikan masa keemasan Israel seperti pada zaman Daud. Jadi, menurut mereka, tidak mungkin Yesus akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Yesus tahu isi hati murid-Nya. Ia pun membangunkan mereka dari mimpi tentang kerajaan duniawi. Harapan akan kerajaan duniawi membuat mereka tidak memahami maksud perkataan Yesus. Pengharapan yang salah itulah yang membutakan pikiran mereka. Pengharapan sejati pengikut Yesus adalah kehidupan kekal di surga. Untuk itu, mari kita terus belajar memahami maksud Tuhan dengan mendengarkan firman-Nya. Firman inilah yang akan membentuk pengharapan sehingga kita tidak lagi salah menilai tentang maksud dan tujuan Tuhan bagi kita.

Dalam hidup ini, kita pun juga seringkali dihadapkan dengan situasi seperti para murid. Kita bisa bilang dan berkata bahwa kita adalah pengikut Kristus, tapi kita seringkali tidak paham akan apa yang menjadi rencana dan kehendak-Nya. Apa yang menjadi maksud Tuhan seringkali kurang kita tanggapi dan tangkap dengan sungguh. Di sini, kita juga bisa melihat bahwa untuk sampai pada sebuah pemahaman dan pengertian yang dalam itu tidak serta merta mudah terlaksana. Ini juga menandakan bahwa hidup itu merupakan sebuah misteri, sulit untuk dimengerti dengan nalar kita. Misteri ini nyata hadir, melalui dan dialami Yesus. Bapa memiliki rencana keselamatan yang tertuang semua dalam diri Kristus yang akhirnya mati di salib dan bangkit.

Untuk itu mari kita pupuk iman dan pemahaman yang mendalam akan Yesus dalam hidup, agar kita semakin mantap dan menerima segala yang ada dalam hidup dengan sungguh. Yesus yang merupakan anak manusia diserahkan ke dalam tangan manusia melalui penderitaan dan bangkit. Maka, mari kita setia ikuti-Nya dengan sungguh-sungguh agar semakin dalam pula mengenal-Nya.

Dalam bacaan pertama kita yang diambil dari 2 Raja-raja 20:1-6, disampaikan mengenai Raja Hizkia. Ketika Hizkia mendengar dari Yesaya bahwa ia tidak akan sembuh dan akan meninggal, maka "menagislah Hizkia" (3). Mendengar doa dan tangisan Hizkia, Tuhan pun berbelas kasihan dan memperpanjang usia Hizkia 15 tahun lagi (6). Lebih dari itu, Tuhan akan melepaskan Hizkia dari tangan raja Asyur (6), yang dikisahkan pada pasal 19. Dengan demikian, kita melihat bahwa Hizkia yang setia dan percaya penuh kepada Tuhan mendapatkan berkat-Nya.

Hal ini dapat kita lihat jelas dalam kehidupan Hizkia, yang mana Tuhan memperpanjang umurnya 15 tahun lagi. Padahal sebelumnya Tuhan telah menetapkan bahwa Hizkia tidak akan sembuh lagi dan akan mati. Namun seruan doanya dan air mata yang tumpah karena kesedihannya mendengar berita itu melalui Yesaya di dengar oleh Tuhan. Maka sesuai dengan kehendakNya Tuhan mengubah rencanaNya atas hidup Hizkia.

Kita harus pahami, bahwa seruan dan doa Hizkia bukanlah seruan dan doa yang asal-asalan yang terucap. Namun ini adalah seruan dan doa yang tulus sebagaimana dirinya hidup di hadapan Tuhan. Antara hidup yang dijalani dengan seruan dan doa yang disampaikan kepada Tuhan itulah adanya. Tidak ada yang bertolak belakang antara seruan dan doa dengan kenyataan hidupnya. Disini kita dapat melihat bagaimana Tuhan begitu menghargai kesungguhan dari seruan orang yang tulus hidup dalam firman Tuhan. Di ayat 5b dikatakan, ‘telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu’. Semua ini tidak berarti bahwa air mata dalam doa mempunyai khasiat yang menyebabkan doa didengar atau membuat doa lebih manjur. Tetapi air mata, selama itu bukan air mata buaya atau air mata yang dibuat-buat, menunjukkan adanya pertobatan dari dosa dan kesungguhan dalam doa.

Kitab Yoel 2:32 yang menjadi Invocatio kita mengatakan “Dan barang siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan Tuhan; dan setiap orang yang dipanggil Tuhan akan termasuk orang-orang yang terlepas”. Tuhan tahu jika kita mengalami masalah dan Ia pasti bertindak pada waktu yang sesuai dengan kehendakNya. Ketika kita berdoa dan berseru, itu bukanlah dengan maksud untuk mengubah kehendak Tuhan, karena kehendak Tuhan harus terjadi. Tetapi, doa dan seruan kita adalah penyerahan diri kita kepada bimbinganNya, dan menyelaraskan kehendak kita dengan kehendakNya. Jika kita berseru meminta tolong kepada Tuhan, Ia sebenarnya sudah siap menolong kita. Tetapi dengan berseru kepada Tuhan, kita akan mendengar suaraNya dan kita akan mengerti apa maksud Tuhan dalam hidup kita.

III. APLIKASI

Sering kali kita tidak mengerti apa yang dikehendaki Tuhan atas hidup kita. Pertanyaan “mengapa Tuhan?” mungkin sudah sering kali terlontar dalam doa-doa kita ketika mengalami situasi sulit. Banyak peristiwa yang terkadang tidak kita inginkan, tetapi justru terjadi. Sering kali pula ketika jawaban yang diharapkan tidak juga kunjung ditemukan, kita justru marah dan berpaling dari Tuhan. Dalam khotbah kita hari ini, para murid juga tidak begitu saja mengerti mengenai Kristus yang harus menderita. Sebagai seorang pemimpin besar, konsep bahwa Yesus harus menderita dan menyerahkan diri tidak ada dalam pikiran para murid. Mereka mengira bahwa Yesus seharusnya dipermuliakan sebagai utusan Tuhan, bukan menderita. Oleh sebab itu, kenyataan bahwa Yesus harus menderita dan wafat justru tidak dihiraukan dan ditolak. Dalam hidup ini, kita ingin segala sesuatu berjalan sesuai yang kita inginkan. Ketika ada peristiwa yang tidak kita inginkan, kerap kali kita tidak bisa menerimanya. Hal ini sama dengan yang dialami oleh para murid. Mereka tidak bisa menerima kenyataan pahit akan nasib Sang Guru. Akan tetapi, justru di balik semua peristiwa pahit yang kita alami, ada kemuliaan Tuhan yang menunggu untuk dianugerahkan.

Tuhan tidaklah tuli, Ia pasti akan mendengarkan seruan umatNya. Ketika kita mengalami persoalan hidup, kita selalu berkata “why me God?” tanpa kita merenungkannya terlebih dahulu. Seharusnya terlebih dahulu kita renungkan apa yang sebenarnya Tuhan inginkan lewat berbagai persoalan yang kita alami. Tidak jarang kita merasa tidak ada jalan keluar dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Ketika itu terjadi, yang bisa kita lakukan yaitu datang menghampiri Dia, berseru dan berdoa. Melalui seruan dan doa, kita dapat berbicara denganNya serta meluapkan segala perasaan yang ada dalam hati dan pikiran kita. Kadangkala kita tidak mengerti jalan Tuhan. Namun, hal yang perlu kita imani adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Artinya, dalam kegelapan bahkan badai sekalipun, Tuhan menguatkan dan menyertai kita sehingga kita dapat bertahan.

Ketika kita berseru kepada Tuhan, berarti kita percaya bahwa Tuhan masih mau mendengarkan seruan kita. Kita juga tahu bahwa sesungguhnya Allah menyimak apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Ketika kita berdoa, berarti kita juga melihat masih ada harapan ketika kita berserah kepadaNya dan masih ada suara Tuhan yang menghibur dan menjawab setiap kata dari seruan kita. Sampai kapanpun kita tidak dapat melepaskan Tuhan. Ketika kita berserah kepadaNya, berarti kita siap dan sabar untuk menantikan apa yang ingin Tuhan perbuat kepada kita. Kita harus sabar karena waktu dan caraNyalah yang terbaik untuk kita. Mari kita berbicara dan berseru kepadaNya agar kita beroleh ketenangan. Tuhan Yesus memberkati.

Akhir Januari penuh harapan

Pdt Irwanta Brahmana-Ketua BPMK GBKP Klasis Bekasi Denpasar