Minggu 16 Desember 2018, Khotbah Lukas 13:23-30

Invocatio : 

Berbahagialah orang yang engkau pilih dan orang yang engkau suruh mendekat untuk diam di pelataranMu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumahMu, di baitMu yang kudus (Mazmur 65:5)

Bacaan :

2 Tesalonika2: 13-17 (tunggal)

Tema :

Orang Yang Percaya pada Yesus akan menjadi yang terdepan

 

1. Adven adalah saat dimana orang percaya menyiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, secara spesifik menyambut peringatan hari kelahiran Tuhan Yesus. Pertanyaan tentang apa yang harus kita lakukan selama masa penantian tersebut, hampir setiap minggu adven dipertanyakan. Dan jawabanya ada di ayat invocatio yang menyatakan bahwa sukacita terbesar kita adalah berada dekat Allah dan menikmati persekutuan dengan Dia. Kita menunggu bukan karena kebetulan atau karena kewajiban semata tapi karena Tuhan sudah memilih dan menetapkan kita untuk menjadi bagian dari penggenapan rencana keselamatanNya. Dalam mazmur ini juga menyatakan berkat-berkat Tuhan yang luar biasa bagi umat pilihan. Karena itu mengapa kita tidak menunggu dengan menjadi pribadi yang hidup dekat dengan Tuhan, menjadi berkat bagi dunia sambil menikmati segala yang baik yang datang dari Tuhan.

2. Injil Lukas dituliskan untuk orang-orang yang bukan Yahudi. Lukas menulis Injil dengan tujuan supaya Theofilus dan orang-orang yang belum mengenal Yesus dapat mengetahui kebenaran bahwa Yesuslah juruselamat. Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus melakukan kegiatan “blusukan” keliling dari kota-kekota dan dari desa kedesa dan mengajar orang-orang yang Dia jumpai dalam perjalanan. Dalam kegiatan mengajar tentu wajar jika terjadi sesi tanya jawab dan pertanyaan pertama yaitu, Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Pertanyaan ini dilatarbelakangi oleh pandangan bangsa Yahudi yang menganggap mereka sebagai bangsa pilihan sehingga akan secara otomatis mendapatkan keselamatan. Yang paling menarik adalah Yesus tidak menjawab dengan kata jumlah yang diminta namun Yesus memberikan dorongan kepada orang yang bertanya untuk berjuang memperoleh keselamatan karena “pintu yang sesak itu”. Pintu yang sesak menggambarkan bahwa keselamatan bukan jalan yang murah apalagi murahan karena itu untuk memasukinya diperlukan perjuangan. Dalam Bahasa Inggris perjuangan dipakai kata to agonize yang berarti tersiksa, sangat menderita. Berarti dalam perjuangan tersebut kita akan menghadapi penderitaan yang sangat hebat, sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami baik secara lisan maupun secara tertulis (2 Tes 2:15)

Ada waktu dimana pintu tersebut akan ditutup oleh tuan rumah, sehingga orang-orang yang datang mengetuk akan ditolak. Karena itu perjuangkanlah keselamatanmu ketika kesempatan itu masih ada. Semakin menarik pada ayat 26 yang menunjukkan kedekatan tuan rumah dengan tamu yang datang mengetok, karena pernah makan bersama dan minum bersama, pernah mendengarkan pengajaranNya. Namun kedekatan tersebut tidak membuat mereka diterima bahkan tetap ditolak, diusir dan bahkan disebut sebagai yang melakukan kejahatan. Hal ini menegaskan bahwa hubungan dengan Tuhan tidak dapat sekedar seremonial saja.

Ketika pintu ditutup maka sudah tidak ada lagi kesempatan untuk mengenal Yesus dan menerimanya sebagai Juruselamat karena itu yang tersisa adalah ratap dan kertak gigi, yang menunjukkan penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa. Orang-orang dari Timur, Barat, Utara, Selatan menggambarkan keterbukaan keselamatan bagi semua manusia, tidak dimonipoli oleh bangsa pilihan bahkan disebutkan yang bersama-sama dengan Tuhan dalam Kerajaan Allah adalah orang yang datang dari segala penjuru.

Standar keselamatan Yesus mengejutkan pendengarNya. Orang Yahudi memang yang sulung namun keselamatan tidak otomatis mereka dapatkan karena mereka menolak Yesus. Sehingga bangsa lain yang menerima Yesus sebagai Juruselamatlah yang akan masuk dalam Kerajaan Allah.

3. Keselamatan adalah anugrah bagi orang percaya, namun hanya orang-orang yang tetap setialah yang berjuang untuk selalu bersama-sama dengan Yesus sampai pada akhirnya. Berjerih payah, mengerahkan segala daya dan upaya mengikut FirmanNya dan dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak akan sia-sia (1 Kor 15:58). Jangan meremehkan keselamatan yang telah kita terima dengan menjalani hidup tanpa berjaga-jaga secara rohani (bd. Luk 21:36). Hidup kekristenan akan menjadi sia-sia bila tidak diisi dengan usaha dan perjuangan untuk menjalani hidup yang berkenan dihadapan Allah. Adven berarti menunggu dalam perjuangan.

Pdt. Erlikasna br Purba
GBKP Rg. Denpasar