Minggu 29 Juli 2018, Khotbah : Ulangan 29:10-15

Invocatio :

I Yohanes4 : 13

 

Bacaan :

Filipi1 : 2 – 10

 

Thema :

Tanggungjawab sebagai gereja

I. Kata Pengantar
Kitab ulangan ditulis berdasarkan sejarah dari kerajaan Israel Utara yang pada waktu itu mengalami ancaman serius dari kepercayaan tehadap berhala-berhala (Baal). Ancaman tersebut dapat membawa bangsa Israel kepada sinkritisme (percampuran agama/kepercayaan). Keadaan ini menggerakkan para tua-tua di Israel utara untuk mengumpulkan kitab-kitab Taurat yang pada waktu itu menunjuk kepada Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan serta mempelajarinya dan memberi makna baru sesuai dengan situasi dan kondisi pada jaman itu. Berdasarkan pemaknaan yang baru itulah ditulis kitab Ulangan. Tujuan penulisan kitab Ulangan ini yaitu untuk mengingatkan kembali umat Israel akan perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan oleh Allah, sebagai kesetiaan-Nya pada janji yang telah dibuat-Nya kepada nenek moyang mereka dan agar mereka senantiasa taat kepada hukum-hukum yang telah Allah berikan kepada mereka.

Padatahun 720 SM pembuangan Israel Utara keAsyur, peristiwa itu yang membuat para tua2 Israel melarikan diri keJehuda dan disanalah diselesaikan Kitab ulangan pada sekitar tahun 550 SM. Dalam Kitab Ulangan diingatkan bahwa pembuangan bangsa Israel Utara ke Asyur dan Israel Selatan ke Babel merupakan akibat dari ketidaktaatan mereka kepadaJahwe. Lebih jauh dalam Kitab Ulangan ini, Musa kembali mengingatkan bangsa Israel akan karya penyelamatanTuhan kepada bangsanya, namun harus ada pertobatan dari dosa-dosa mereka dan kembali kepada Jahwe

II. Tafsiran
Musa menyuruh seluruh bangsa Israel berdiri di hadapan Allah untuk mengadakan pembaharuan perjanjian (10-12, 14-15). Perjanjian ini sifatnya mengikat sebab Allah menjadi Allah Israel dan Israel menjadi umat-Nya (13). Untuk mencegah terulangnya sejarah pemberontakkan kepada Allah, Musa mengingatkan mereka akan dosa penyembahan berhala

- Pada ayat 10. Kalimat “ Kamu sekalian pada hari ini ”seakan akan terjadi pada tahun 1210 SM pada waktu pidato perpisahan umat Israel dengan Musa yang sudah tua, tetapi maksud sesungguhnya adalah pada masa setelah pembuangan pada tahun 600 SM pada waktu perayaan agama orang Jahudi. Kalimat “Berdiri di hadapan Tuhan” artinya hadir di hadapan Tuhan untuk ikut mengambil keputusan serta menyadari konsekuensi keputusan yang akan diambil. Pada waktu itu yang hadir bukan hanya para kepala suku dan para pengatur, tetapi juga para perempuan dan anak-anak serta orang asing

- Pada ayat 11 disebutkan orang asing (orang diluar bangsa Isarel yang menerapkan hukum Israel) juga diikutsertakan dalam perjanjian tersebut dan harus juga dikuduskan. Orang asing tersebut adalah pekerja yang ikut ambil bagian dalam peribadatan bangsa Israel seperti tukang kayu yang berjasa dalam pembakaran persembahan dan tukang-tukang timba air yang berjasa dalam ritus-ritus pembersihan

- Ayat 12 - 13 : Mereka semua masuk kedalam perjanjian yang artinya ikut dalam sumpah setia yang mengikat antara Tuhan dan umatNya. Bersumpah biasanya diucapkan 7 kali sehingga perjanjian itu tidak bias dibatalkan. Mengenai perjanjian itu Allah juga pernah bersumpah kepada nenek moyang bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, danJakub.Karenaikataninitidakdapatdibatalkan, makaadakonsekuensi yang patut ditanggung Israel apabila melanggar janji yaitu Allah akan menghancurkan, meremukkan, dan melenyapkan mereka (19-23). Kutukan dan murka Allah atas mereka akan membuat bangsa-bangsa lain mencibir dan menguasai mereka.

- Ayat 14 – 15 : Allah melalui Musa mengikat perjanjian bukan hanya dengan nenek moyang bangsa Israel tetapi juga kepada umat pada waktu itu dan yang akan datang.

III. Aplikasi
Kitab Ulangan bersaksi bahwa semua umat Israel termasuk kedalam perjanjian kasih karunia dari nenek moyangnya sampai ke generasi pada masa datang. Demikian juga kita sekarang bertanggungjawab untuk taat kepada Kristus sebagaimana umat Israel pada jaman Ulangan disumpah untuk taat kepada Allah. Kita telah sepakat dengan Allah ketika kita percaya kepadaYesus, bahwa Dia menjadi Tuhan dan Juruselamat kita maka kita mengikat perjanjian dengan Allah melalui Yesus Kristus. Demikian pun Allah telah mengikat perjanjian atas kita, di mana Dia menjadi Bapa bagi kita dan kita menjadi anak-anak-Nya.

Sangat perlu bagi kita memahami dan selalu mengingat kesepakatan kita dengan Allah. Melalui Alkitab kita akan semakin tahu isi perjanjian Allah dengan manusia. Semakin mengetahuinya, kita semakin bisa sepakat dengan pikiran, kehendak dan rencana Allah. Sebagai gereja kita melaksanakan tri tugas gereja yaitu Koinonia (bersekutu), Marturia (bersaksi) dan Diakonia (melayani).

Pdt. IB Manik
GBKP Perpulungen Purwakarta