Khotbah Minggu 23 April 2017

KHOTBAH MINGGU TANGGAL 23 APRIL 2017

MINGGU SETELAH PASKAH (QUASIMODOGENITI= Seperti anak yang baru lahir)

Invocatio:  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” (Masmur 1:1).

Bacaan     : 1 Petrus 1:3-9 (tunggal)

Khotbah  : Mazmur 16:1-11

Tema        : Tuhan Senantiasa dekat Denganku (Dibata Tetap Rembak Ras Aku)

 

I.        Pendahuluan

·         Mazmur ini diberi judul “Miktam”, yang diterjemahkan sebagian orang sebagai mazmur emas, yang sangat berharga dan harus kita hargai lebih daripada emas. Di sini Daud berlari ke dalam perlindungan Allah dengan keyakinan mendalam dan hati riang (ay. 1): “Jagalah aku, ya Allah! Dari maut, dan terutama dari dosa-dosa yang terus menerus menggempurku. Sebab pada-Mu, dan hanya pada-Mu saja, aku berlindung.” Orang-orang dengan iman menyerahkan diri ke dalam pemeliharaan ilahi dan berserah kepada bimbingan ilahi memiliki alasan untuk mengharap-harapkan berkat penyerahan dirinya itu.

II.     Pendalaman Nats

·         Mazmur 16 ini mau menceritakan tentang suka cita orang yang setia. Nyanyian dalam Mazmur ini menggambarkan kepercayaan yang merupakan pengakuan segenap hati tentang suka cita yang lahir karena iman dan kesetiaan. Penulis Mazmur ini hidup pada zaman ketika kemurtadan dan penyembahan berhala begitu meluas. Dengan latar belakang inilah dia membedakan kebahagiannya dengan keadaan menyedihkan yang menimpa para penyembah berhala.

·         Dalam ayat 1-4, ini menunjukkan sukacita dalam ibadah. Kata “Jagalah aku ya Allah”, ini bukanlah doa untuk memohon kelepasan dari musuh melainkan agar kebahagiaan  yang dimilikinya berlanjut terus. Kesukaan pemazmur adalah orang-orang Kudus (orang-orang yang tidak menyembah berhala), sementara kepercayaannya adalah kepada Allah. Tapi bagi orang-orang yang berbakti kepada allah lain kesedihannya berlipat ganda.

·         Dalam ayat 5-8 menunjukkan suka cita dalam iman. Kata “Ya Tuhan Engkaulah bagian warisanku dan pialaku” merupakan gambaran yang merujuk pada bagian tanah yang diundikan, di mana suku Lewi tidak mendapat bagian khusus. Bersama dengan gambaran tentang piala kebahagiaan pemazmur berarti pusaka yang benar-benar menyenangkan hati, sebab Allah adalah harta yang paling dipilihnya. Sehingga keadaannya tidak akan goyah karena pimpinan Allah yang terus-menerus. Karena Warisan dan Piala adalah Tuhan itu sendiri (bnd. Mazmur 73:26; Ulangan 18:1). Karena persekutuan dengan Tuhan  adalah sumber berkat dan kebahagiaan yang sejati.

·         Dalam ayat 9-11 menunjukkan tentang suka cita dalam pengharapan. Kata “Sebab itu hatiku  dan jiwaku bersorak-sorai “ menunjukkan bahwa berdasarkan sukacitanya yang sekarang, pemazmur sungguh-sungguh memiliki dasar pengharapan yang penuh sukacita.

·         Jadi kitab Mazmur ini mau menggambarkan bahwa terlepas dari Allah bagi pemazmur  tidak lagi dapat melihat makna di dalam hidup ini dan tidak ada kebahagiaan. Menurut Pemazmur tidak ada sesuatupun di dalam hidupnya yang baik jikalau kehadiran Tuhan dan penyertaan-Nya tidak ada. Sama seperti yang diungkapkan Paulus dalam Filipi 1:21 yang berbunyi Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”.

·         Melalui Mazmur ini juga kita diajak untuk memahami bahwa orang percaya harus mencari dan menghargai persekutuan intim dengan Allah di atas segala sesuatu. Kehadiran Tuhan senantiasa  di sebelah kanan kita membawa bimbingan-Nya (ay. 7,11), perlindungan (ay. 8), suka cita (ay. 9), kebangkitan (ay. 10) dan nikmat senantiasa (ay. 11).

·         Pemazmur juga menyatakan bahwa hubungan pribadi dengan Tuhan Allah akan memberikan kepastian kepada orang percaya  mengenai kehidupan di masa depan dengan Allah dan keyakinan bahwa Ia tidak akan menyerahkan mereka ke “dunia orang mati” dalam bahasa Ibrani disebut “Sheol” (bnd. Mzm. 73:26).

·         Sehingga dalam bacaan 1 Petrus 1:3-9 menyatakan bahwa orang-orang yang mau lahir baru yakni hidup benar di hadapan Tuhan mereka akan menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa (tidak dapat dihancurkan), yang tidak dapat cemar (senantiasa segar) dan yang tersimpan (selalu dijaga) di sorga bagi mereka. Jadi sukacita Kristiani adalah sukacita yang tidak dipengaruhi oleh situasi, karena penderitaan yang dihadapinya tersebut adalah untuk membuktikan kemurnian iman.

III.               APLIKASI

·         Tema  kita adalah  TUHAN SENANTIASA DEKAT DENGAN KU. Dalam bahasa Karo “dekat” adalah “rembak”. Dalam KBBI kata “dekat” adalah akrab, rapat jika dihubungkan dengan hubungan persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya. Berarti Tuhan Senantiasa Dekat Denganku berarti Tuhan  memilik hubungan yang akrab atau rapat dengan kita.

·         Akan tetapi untuk membuat hubungan kita akrab atau dekat dengan Tuhan tidak semudah yang kita bayangkan. Melalui nats kita ini kita diajak untuk tetap setia kepada Tuhan meskipun banyak rintangan-rintangan yang kita hadapi. Tidak mau meninggalkan Tuhan dan beralih ke allah-alah lain.

·         Tetaplah setia kepada Tuhan dan imanilah bahwa persoalan-persoalan yang kita hadapi adalah untuk menguji dan mengasah iman percaya kita. Oleh sebab itu jangan fokus kepada masalah yang menghampiri kita tapi fokuslah kepada Tuhan yang senantiasa menolong kita menghadapinya. Senantiasalah tinggal di dalam Tuhan karena jikalau kita tinggal di dalam Tuhan dan Firman Tuhan tinggal di dalam diri kita maka kita dapat “meminta apapun yang kita kehendaki dan kita akan menerimanya” (bnd. Yohanes 15:7). Seperti yang dikatakan dalam Invocatio: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” (Masmur 1:1). Amin

Sumber:

1.      Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan

2.      Alkitab edisi Study

3.      Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3

4.      Tafsiran Alkitab Wyckliffe Volume 2

5.      Kamus Besar Bahasa Indonesia

6.       Kamus Karo On Line

 

Pdt. Jaya Abadi Tarigan, S.Th

GBKP Bandung Pusat