• WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57

  • 20170204 143352
  • 1 peresmian rumah dinas surabaya
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.58
  • pencanangan tahun gereja bks dps
  • WhatsApp Image 2022 02 11 at 11.07.57 1
  • BPMK GBKP KLASIS BEKASI DENPASAR PERIODE 2020-2025
  • PERESMIAN RUMAH PKPW GBKP RUNGGUN SURABAYA

Jadwal Kegiatan

Kunjungan Moderamen GBKP ke GBKP Klasis Bekasi-Denpasar

Minggu 14 Mei 2017:

1. GBKP Runggun Bandung Pusat

2. GBKP Runggun Bandung Timur

3. GBKP Runggun Bandung Barat

4. GBKP Runggun Bekasi

5. GBKP Runggun Sitelusada

MINGGU 12 NOVEMBER 2023, KHOTBAH JEREMIA 17:14-18

Invocatio :

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24)

Ogen :

3 Johanes 1:1-4      (Tunggal)

Tema      :

Salom Bersama Tuhan (Mejuah-juah ras Tuhan)

 

 

I. Pendahuluan

Ada ungkapan mengatakan bahwa “kesehatan itu bukan segala-galanya tapi tanpa kesehatan segala-galanya tidak berarti”. Namun demikian jika itu hanya sebatas perkataan dan tidak ada penerapan maka perkataan tersebut sia-sia. Padahal manusia adalah satu-satunya makhluk yang selalu mendambakan hidup-nya dalam keadaan sehat secara paripurna baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Salah satu upaya untuk mencapai dambaan itu tiap orang harus berupaya menjaga kesehatannya. Pentingnya kesehatan ini bukan hanya berkaitan terhadap tubuh atau fisik tetapi juga kesehatan batin serta iman, kesehatannya bisa dipengaruhi oleh cara hidup atau pola hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Inilah yang dibahas dalam bahan kotbah kita kali ini yang dikritik oleh Nabi Yeremia.

Melalui Yeremia, Allah menegaskan kepada bangsa Yehuda 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka. Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (ayat 1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman-Nya. Apa yang tergores sangat dalam di dalam hati mereka hanyalah dosa (1). Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (ayat 5-8). Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (ayat 9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Karena itu Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul.

II. Isi

Kotbah: Jeremia 17:14-18, Sebagai Nabi yang langsung dipanggil Tuhan pada masa mudanya (Yer. 1:4-18), selama pelayanannya Yeremia banyak menghadapi pergumulan dalam pelayanan, yaitu dari keluarga (Yer. 11:11-18; 12:6), dari imam dan raja (Yer. 20:1-6; 37:11-21) dan dari nabi palsu ( Yer. 23:18). Saking beratnya pergumulan yang dihadapi, dia kadang-kadang merasa putus asa dan berkeluh kesah (Yer. 20:8-9), bahkan dia sempat menyesali kelahirannya (Yer. 20:14-18). Dia bergumul karena beratnya dosa bangsa Israel yang mau saja menyembah berhala. Begitu banyak disebutkan dalam kitab ini tentang perilaku Israel yang telah mengabaikan Tuhan untuk menyembah berhala (Yer. 2:10-11; 7:31; 10:2; 19:5; 32:35). Yeremia berbeban berat karena ia harus menubuatkan kejatuhan kota Yerusalem (pasal 36-39), maka ia dimasukkan ke dalam sumur dan hendak dibunuh (Yer. 38:6). Tetapi, meskipun pergumulannya berat, sebagai Nabi, ia tetap setia melaksanakan tugas panggilannya dan janji Tuhan untuk menyertainya nyata (Yer. 1:8, 19; 20:11).

Respons bangsa Yehuda terhadap Yeremia adalah buah yang pasti dari hati manusia yang sudah dikuasai dan dibutakan oleh dosa. Bukankah ini juga yang terjadi dan yang kita lihat di sekeliling kita saat ini? Mereka yang secara terang-terangan terlibat dalam berbagai tindak kejahatan; korupsi tingkat tinggi dan kejahatan terhadap hak azasi manusia justru dapat berbalik mengancam dan menyerang pembela-pembela kebenaran, bahkan menimbulkan gejolak politik dan sosial di negara ini. Ketika gereja dan hamba Tuhan menyuarakan kebenaran, maka harus siap menghadapi resiko yang mungkin datang sebab kedegilan hati manusia akibat dosa akan menganggap kebenaran itu sebagai ‘musuh’ yang harus dihabisi. Inilah sebenarnya yang membuat Nabi Jeremia merasa sakit, karena maksud hati baik, tetapi ditanggapi buruk. Yeremia menderita “sakit”. Yeremia bukan sakit secara fisik, tapi lebih ke sakit batin (Jer 11:18-23 Nyawa Yeremia terancam di Anatot).

Ayat 14 “Sembuhkanlah aku, ya TUHAN, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku!” Nabi Jeremia berseru kepada Tuhan meminta kesembuhan karena dia tahu benar bahwa di dalam Tuhan ada kesembuhan “Jehovah Rapha” artinya Tuhan menyembuhkan. Sepanjang hidupnya, Yeremia setia menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsa Israel yang tersesat, meskipun pesannya ditolak oleh banyak orang dan dicemooh oleh raja. Namun Yeremia percaya pada janji Tuhan. Dia adalah bagian dari sisa kecil orang percaya yang berkomitmen dan berseru memohon kesembuhan dan pembebasan kepada Tuhan.

Ayat 15-17 “Sesungguhnya mereka berkata kepadaku, Dimanakah Firman Tuhan itu? Biarlah ia sampai” Yeremia merasakan penderitaan yang sangat luar biasa dari sebuah bangsa pilihan Tuhan. Mereka tidak menurut dan taat pada perintah Tuhan. Sehingga Yeremia turut menderita atas ulah bangsa itu. Ketika berhadapan dengan penganiayaan dan pertentangan, Yeremia berdoa memohon kasih karunia Allah untuk membantunya tetap setia melakukan pelayanan sebagai nabi. Umat itu dan nabi palsu telah mencela dan mengejek nubuat-nubuatnya karena belum digenapi (ayat 15). Kendatipun menderita, Yeremia menolak untuk meninggalkan pelayanannya, melainkan terus mengharapkan kekuatan dan pertolongan dari Allah. Akankah kita takut dan berdiam diri menghadapi respons yang justru mengancam dan menyerang? Kita mungkin takut, berteriak-teriak kesakitan, dan meratap kepada Allah mohon perlindungan, namun itu bukan alasan berdiam diri dan membiarkan dosa terus menguasai seluruh anak bangsa. Begitulah ujian yang sering dihadapi para hamba Tuhan. Dalam bentuk-bentuk yang berbeda, ujian itu pasti datang pada setiap hamba-Nya. Tiap orang mungkin berbeda cobaan yang dihadapinya, yang pasti menjadi hamba Tuhan bukan sebuah jaminan menjalani hidup dengan mulus tanpa goncangan.

Bangsa Yehuda bukannya segera menangisi dan menyesali dosa-dosanya serta memohon belas kasihan-Nya, sebaliknya mereka mengolok-olok Yeremia dan firman-Nya yang ia beritakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi terhadap penghukuman Allah, bahkan cenderung menantangnya (ayat 15). Mereka juga menuduh Yeremia mengada-ada dan senang jika bangsanya ditimpa bencana dan malapetaka (16). Bahkan mereka mengancam keselamatan Yeremia sehingga menyebabkan Yeremia berteriak minta tolong kepada Allah agar membela dan melindunginya (ayat 17).

Ayat 18 “…Buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda” Yeremia awalnya gak mau meminta untuk datangnya malapetaka ke tengah-tengah Yehuda, tetapi akhirnya Yeremia memang sudah kesel sama seperti Tuhan yang sudah marah kepada Israel di ayat 3-4. Artinya pada awalnya Yeremia mau belain Israel supaya selamat dan mendapatkan salom Allah, tapi ternyata tetap mengeraskan hatinya dan merasa kesal serta kurang menyehatkan terhadap ucapan Nabi Yeremia yang mengkritik cara hidup mereka yang salah serta cara beribadah yang tidak menyehatkan rohani.

Ogen: 3 Johanes 1:1-4, Kata kukasihi adalah ciri khas surat Johanes, kata ini menunjukkan rasa senang atau perasaan yang menyukai yang berasal dari hati dan bukan dibuat-buat. Perkataan yang dilontarkan seperti ini bagi orang yang mendengar dan menerimanya pasti merasa senang dan itu juga pasti memberikan dorongan yang positif banginya yang akan menimbulkan ras senang atau bahagia yang akhirnya akan memberikan kesehatan bagi pendengarnya.

Iman Kristen bukanlah sekadar teori atau ide abstrak, melainkan hidup secara konkret dalam sosok yang dapat disebut namanya. Dalam perikop kita, nama itu adalah Gayus (1). Gayus dilaporkan hidup dalam kebenaran (3). Kata kebenaran dalam surat-surat Yohanes adalah cara unik Yohanes untuk mengacu kepada Yesus. Surat 3 Yohanes menggambarkan iman yang dihidupi pribadi-pribadi yang berelasi. Gayus hidup dalam relasi kasih dengan penatua. "Hidup dalam kebenaran" berpadanan makna dengan "berjalan dalam kebenaran" dalam bahasa aslinya. Istilah tersebut menunjukkan sikap iman yang aktif dan konkret dalam hidup Gayus. Sikap imannya nyata disaksikan oleh para sahabatnya dan membangkitkan sukacita dalam diri penatua. "... hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan" (lih. 2Kor. 3:6). Iman tak boleh hanya menjadi doktrin atau ritual, melainkan harus berdenyut aktif dalam kehidupan. Iman tak bisa hanya menjadi aturan dan larangan, namun harus dihidupi dalam kasih dan kebenaran, menjadi perbuatan nyata yang dihidupkan oleh Roh. Hubungan atau relasi yang baik seperti ini juga akan memberikan atau menyalurkan energi yang positif dan ini akan memberikan kesehatan bagi orang yang memiliki relasi yang baik dan orang yang menjalankan perbuatan yang baik.

Invocatio: Amsal 16:24, “Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang” kitab Amsal ini memberikan peringatan dan pengajaran Dengan perkataan kita dapat memilih untuk dapat memberkati atau menyakiti hati orang lain ataupun dapat menguatkan diri sendiri atau orang lain. Jadi perkataan itu mempunyai power yang besar sekali, satu sisi dapat memberikan semangat dan pendengaran itu menjadi sehat juga hati sehat (Sebagai Obat), tetapi dalam sisi yang lain perkataan itu bisa menyakiti perasaan bahkan bisa membuat orang lain menjadi putus asa (Sebagai Racun).

 III. Aplikasi

  1. Setidaknya setiap orang mesti memiliki komitmen untuk menjalankan pola hidup sehat, serta hal yang perlu lagi diperhatikan adalah segala aspek kondisi kesehatan mulai dari aspek makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi, olah raga dan istirahat yang teratur, bebas dari zat adiktif, dan spiritualitas yang sehat serta perilaku hidup sehari-hari, sehat jasmani dan sehat rohani.
  2. Bicara tentang menggenapi rancangan Tuhan, biasanya kita fokus kepada mengembangkan potensi jiwa dan roh tetapi cenderung mengabaikan tanggung jawab untuk merawat dan mengembangkan potensi fisik. Kita tidak mungkin hanya merawat salah satu aspek saja, dan tidak memperdulikan yang lain karena tubuh, jiwa, dan roh saling mempengaruhi satu sama lain. Jika kita kurang tidur (tubuh), emosi menjadi kurang stabil (jiwa), dan kita seringkali lupa melibatkan Tuhan dalam berkata-kata dan bertindak (roh). Kelalaian dalam menjaga kesehatan tubuh akan mempersulit kita menggenapi rancangan Tuhan.
  3. Besarnya ancaman yang dihadapi, bisa saja membuat para hamba Tuhan melemah kesetiannya dalam melayani Dia. Firman ini mengingatkan kita semua gereja dan para hamba Tuhan agar bersikap seperti Yeremia yang setia dalam pelayanannya sekalipun nyawanya menjadi taruhan. Kita harus percaya bahwa Tuhan Allah tidak akan membiarkan persoalan itu menekan kita juga pelayanan kita asalkan kita mau dengan rendah hati seperti Yeremia, bersimpuh di hadapanNya mengakui kelemahan dan keterbatasan kita serta berharap hanya pada Tuhan Allah yang memberikan tugas pelayanan itu
  4. Hendaklah perkataan kita memberikan motivasi bagi pendengar yang menyehatkan bukan berarti perkataan yang membuat seseorang itu senang walupun ia bersalah (Bdk Nabi Yeremia mengkritik dan menegur bangsa Israel). Buatlah komitmen untuk lebih serius lagi membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan dan terus berjalan dalam kebenaran, agar kita selalu ada dalam lindungan Tuhan dan beroleh kesehatan ilahi yang sempurna (Yesaya 33:15-16,24).
  5. Jagalah kesehatan kita, karena selain keluarga maka kesehatan juga merupakan harta yang paling berharga. Hal ini dapat kita lihat bagaimana sekarang orang mengeluarkan Cost yang tinggi untuk menjaga kesehatan dan cek kesehatan secara rutin. Beberapa hal yang memotivasi kita untuk menjaga kesehatan kita yaitu: Tuhan memang mengharapkan kita menjaga tubuh, Tubuh adalah lahan dan bangunan Tuhan, Roh Kudus bersemayan dalam tubuh, Yesus telah membayar keselamatan tubuh di kayu salib.

Pdt Julianus Barus-GBKP Bandung Pusat

MINGGU 05 NOVEMBER 2023, KHOTBAH KISAH PARA RASUL 3:1-10

Invocatio         :

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya:”Hanya satu lagi kekuranganmu, juallah apa yang kau miliki dan berikan itu kepada orang orang miskin, maka engkau akan beroleh harta sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” ( Mark 10:21)

Bacaan           :

Imamat 25:35-38 ( T)

Tema               :

Nampati Alu Kiniliten/Menolong Dengan Apa Yang Kita Miliki

 

Pendahuluan

Pada tanggal 2 Juni 2023 ada sebuah berita yang viral baik diberitakan dimedia online juga diberita TV Nasional dan swsata. Berita tersebut mengenai seorang anak laki-laki yang usianya satu tahun ditinggalkan oleh ibunya di Jalan A. Yani Kelurahan Tangga Tangkat Palembang. Saat ditemukan kondisi anak tersebut dikerubungi oleh semut. Anak tersebut ditemukan oleh seorang ibu dan akhirnya diberikan kepada pihak kepolisian (Global Planet News). Ini adalah salah satu kisah pilu yang terjadi disekitar kita. Kalau kita mendata mungkin banyak hal seperti anak tersebut terjadi disekitar kita. Kejadian ini bisa terjadi bukan hanya buat anak anak tetapi bisa juga kepada orang tua yang telah lansia yang tidak ada lagi sanak keluarganya yang peduli sehingga mereka hidup terlunta lunta. Apa penyebab kejandian diatas terjadi kemungkinan besar karena kemiskinan dan kesulitan ekonimi dan juga bisa keluarga yang harus menanggung dan menanggunjawabi tidak mampu lagi. Siapakah yang akan menolong mereka ? siapa yang mau mengasihi mereka? Siapakah yang mau mengulurkan tangan dan mebuka tangan buat mereka?. Apakah anda dan saya bersedia untuk menolongnya dan mengasihinya. Pada sisi lain banyak orang yang hidupnya mungkin berkecukupan tetapi tidak peduli lagi kepada sesamanya. Kita dapat melihat bahwa manusia semakin egois dan sibuk memikirkan dirinya sendiri. Kita mungkin pernah juga mengatakan ngapain mengurusi orang lain sebab mengurus diri sendiri saja sekarang sudah repot. Inilah realita yang mungkin ada ditengah kehidupan kita.

 Pendalaman Nats

Kisah Para Rasul ditulis oleh Lukas. Secara garis besar isi kitab ini adalah mengenai bagaimana tahap awal proses pewartaan Injil dari Yerusalem dan keluar dari Yerusalem setelah murid murid menerima kuasa dari Roh Kudus. Bahan khotbah kita adalah awal dari Pasal 3. Kejadian ini terjadi setelah hari Pentakosta dan Khotbah Petrus di Yerusalem yang dampaknya banyak orang dibabtis dan menerima Yesus. Mereka juga menunjukan cara hidup yang berbeda dengan kebanyakan orang pada masa itu dan inilah cikal bakal jemaat mula mula. Pasal 3 diberi judul LAI “ Petrus menyembuhkan orang lumpuh” kisah ini dimulai dengan Petrus dan Yohanes mau sembahyang pukul tiga sore. Sembahyang yang mereka lakukan adalah ibadah umum yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi ( Daniel 6:11).Pada sat itulah mereka bertemu dengan sorang lumpuh dari lahir yang tiap hari datang ke gerbang Bait Allah untuk meminta sedekah bagi orang yang bersembahyang ke sana. Hal ini umum dilakukan oleh orang yang lumpuh sebab mereka tidak bisa mencukupi kebutuhanya karena lumpuhnya jadi jalan satu satunya supaya bisa bertahan hidup dengan meminta sedekah bagi orang yang beribadah ke bait Allah.Ia melakukanya tiap tiap hari dan tidak dikatakan sudah berapa lama dilakukan yang pasti dari lahir ia sudah menjadi beban bagi orang disekitarnya. Kelumpuhan yang terjadi baginya tidak bisa dihindarinya sebab datang dari lahir. Kalau diberi kesempatan memilih pasti ia tidak akan memilih lumpuh sewaktu lahir. Ketika ia melihat Petrus dan Yohanes mau masuk ia meminta sedekah(1-3). Petrus dan Yohanes menatap dia, ini sebuah respon dari permintaan sedekah tersebut. Kadang dalam kehidupan ini banyak walau kita melihat kondisi orang yang sudah lumpuh atau buta kita tidak melihat walau kita melihatnya. Hal ini bisa terjadi karena kita sama sekali tidak memiliki sikap simpati apa lagi sikap empati. Bahkan tak jarang orang orang yang susah seperti orang yang lumpuh tersebut bukan kita lihat sebagai sesama manusia. Sikap Petrus dan Yohanes tidak demikian. Mereka melihat dan bahakan merespon dengan mengatakan lihat kami tidak tidak memiliki emas dan perak. Orang lumpuh sudah memiliki harapan akan diberi. Tapi Petrus melanjutkan dengan sebuah perkataan yang mungkin orang lain tidak akan mampu memberikanya. Tetapi apa yang kupunya kuberikan padamu Demi nama Yesus. Tentu keberadaan dan situasi Petrus beda dengan situasi banyak orang yang mungkin memiliki Sesutu yang lain yang bisa diberikan seperti apa yang dikatakan didalam Invocatio(Mark 10:22) . Bagaimana Yesus meminta agar orang muda tersebut membantu dan menolong dengan harta dan kekayaan yang dimilikinya. Pada bahan bacaan kita yang pertama di dalam kitab Imamat juga diaturkan bagaiman sikap dari orang Yahudi terhadap orang yang miskin. Jika ada yang jatuh miskin maka harus disokong dan diberlakukan sebagi orang asing yang harus diberi tumpangan dan makan, selain itu memberikan pinjaman tampa bunga. Jadi bangsa Israel memiliki kewajiban untuk mendukung saudara saudaranya dengan apa yang dimilikinya. Pertolongan ini didasarkan atas bagaimana karya Allah yang telah juga membebaskan mereka dari tanah Mesir

( Imamat 25:35-38). Petrus juga pasti tahu dengan aturan tersebut tapi pada saat itu ia tidak memiliki sesuatu untuk diberikan, Ia kemudian memberikan sesuatu yang diluar dugaan dari orang lumpuh. Petrus sebagai Rasul memberikan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut. Petrus dipakai oleh Tuhan mendatangkan pembebasan dengan melakukan mujizat pemyembuhan bagi orang lumpuh. Petrus mengatakan semua itu terjadi didalam nama Yesus. Jadi Yesuslah sebagi sumber mujizat dan kesembuahan itu. Kesembuhan ini merupakan sebuah sarana untuk memperkenalkan kuasa dari Yesus bagi orang lumpuh dan juga orang yang ada disekitar Bait Allah. Berjalanlah, kemudian dituntun dengan tangan kanan dan membantu ia berdiri seketika itu kuatlah kakinya dan ia melonjak dan berjalan kian kesana dan kemari. Ketika terjadi mujizat kita dapat melihat bahwa ada juga bagian yang harus dikerjakan oleh kita manusia. Orang lumpuh mengikuti dan mau dituntun oleh Petrus tampa banyak bertanya. Ia patuh dan melakukan bagian yang harus dilakuknya. Ahirnya ia sembuh dan terbebas dari belenggu yang membelengunya semenjak ia lahir. Ia sangat bersuka cita sehingga melonpat ke kiri dan kekanan(4-6). Setelah sembuh ia berjalan sambil memuji Tuhan. Ia bersaksi memuji dan memulikan Tuhan. Pujian ini adalah sebagai ungkapan syukur sekaligus pengakuan akan bagaimana besarnya kuasa Allah yang telah menyembuhkannya. Pujian ini juga sebagai kesaksian sehingga semua orang banyak menyaksikan bagaimana perubahan lumpuh menjadi sembuh. Semua itu bisa karena kuasa Tuhan didalam Yesus dengan memakaikan rasul Petrus.

Aplikasi

Jackson Brown JR mengatakan "Sambil mendapatkan roti harianmu, pastikan kamu berbagi sepotong dengan mereka yang kurang beruntung.". Dari kata bijak diatas kita dapat melihat bahwa kita hidup dan juga bekerja bukan hanya buat diri kita sendiri. Kita butuh juga menolong orang orang yang ada disekitar kita yang kondisi kehidupanya butuh pertolongan. Dalam Minggu Penjemaatan YPPD Alpa Omega,PPOS, PAK Gelora Kasih ini kita diingatkan akan semua anak anak kita dan juga orang tua kita yang butuh pertolongan dari kita dan bukan itu saja tetapi orang orang yang ada disekitar kita. Dari ketiga bahan alkitab yang kita telah baca maka ada beberapa hal menjadi perenungan buat kita yaitu:

  1. Kondisi keadaan kehidupan seperti apa yang dialami oleh orang lumpuh dalam bahan khotbah kita adalah sebuah gambaran kehidupan yang bisa terjadi bagi semua kita. Tidak peduli mungkin saat ini kita ada dalam kondisi baik sehat dan juga hidup berkecukupan. Banyak hal yang bisa menyebabkan kelumpuhan tersebut terjadi. Kalau bacaan kita mengatakan bahwa kelumpuhan itu dari lahir. Tapi kelumpuhan itu bisa saja datang dengan adanya penyakit, bencana, kecelakaan dll. Kelumpuhan ini bukan hanya secara tubuh tetapi kelumpuhan itu bisa mencakup seluruh keberadaan dan sendi sendi kehidupan yang ada pada kita saat ini seperti ekonomi, pikiran, kesehatan dll.
  1. Ketiga bahan bacaan kita mengingatkan dan juga menyuruh kita untuk menolong orang orang yang lumpuh tersebut dengan apa yang kita miliki dan tindakan yang nyata. Kalau kita perhatikan bahan khotbah jelas ada yang menolong dengan mengangkat yang lumpuh dan meletakanya di depan Bait Allah. Petrus dengan kuasa yang datang dari Allah mendokan sehingga terjadi mujijat kesembuhan. Pada bahan alkitab yang lain ada yang menolong dengan harta dan materinya dan jelas orang yang ditolong juga harus mengambil bagian didalam mewujudkan kebebasan terhadap dirinya sama seperti orang lumpuh tentua ia percaya. Wujud percayanya ia bergerak, dituntun dan berjalan. Hal ini mengajari kita bahwa kita semua bisa menolong sesuai dengan apa yang ada pada kita. Pertolongan yang kita berikan hendaknya bisa memberdayakan dan membebsakanya sehingga ia juga kelak bisa menolong dan membebaskan yang lain.
  2. Kita juga hendaknya menghindari memanfaatkan kesusahan yang ada pada orang orang yang lumpuh. Kadang tampa kita sadari kita menggunakan kelumpuhanya tersebut untuk mendatangkan keuntungan bagi kita seperti keuntungan materi. Kadang kita juga sebagai penyebab orang orang disekitar kita menjadi lumpuh.
  3. Petolongan yang kita lakukan bukan untuk membuat nama kita yang terpuji. Tetapi dari pertolongan dan mujizat yang dilakukan oleh Petrus dengan kuasa yang Tuhan berikan membuat nama Tuhan yang terpuji dan termulia. Sadarilah sebab semua kita hanya alat dipakai oleh Tuhan dengan semua yang kita miliki.

 Kesimpulan

Kita bukan membawa dunia kesurga atau sekedar bercerita mengenai surga didunia ini. Tetapi selama ada kesempatan dan juga kemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Kita menghadirkan surga di dunia.

"Tujuan utama kita dalam hidup ini adalah untuk membantu orang lain dan jika kamu tidak dapat membantu mereka, setidaknya jangan menyakiti mereka." - Dalai Lama

Pdt Luther E Tarigan-Rg Depok

MINGGU 29 OKTOBER 2023, KHOTBAH ROMA 1:16-17

Invocatio :

"Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. (2 Kor.4.6)

Bacaan     :

Yoel 2.12-17 (Antiphonal)

Tema        :

Rembak Ras Dibata Erkiteken Kiniteken

 

A. PENDAHULUAN

Dalam Minggu Reformasi ini yang menjadi tema dari Firman Tuhan yang kita renungkan ialah: Rembak ras Dibata Erkiteken Kiniteken/Manusia Dibenarkan Karena Iman.

Dalam Roma 3.28 berbunyi: “Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Firman ini sangat terang dan sangat tegas bahwa manusia dibenarkan karena iman bukan karena melakukan Hukum Taurat, bukan karena melakukan perbuatan-perbuatan baik. Sebagai orang beriman tentu hal ini di dalam pimpinan Tuhan mudah dipahami dan diterima. Sebab seandainya manusia dapat dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat, melakukan perbuatan-perbuatan baik, untuk apa Allah harus mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa kita dan menjadi Juruselamat bagi manusia? Justru karena manusia berdosa tidak memungkin lagi meraih keselamatannya berdasarkan perbuatannya maka Allah menyediakan jalan anugerah, kasih karunia melalui iman, manusia dapat menerima keselamatannya.

Namun demikian sebagai orang percaya kita juga harus selalu sadar apa artinya perbuatan-perbuatan baik, benar, adil dan kasih yang kita lakukan dalam kehidupan kita? Apakah cukup hanya deklarasi atau hanya pernyataan iman kepada Yesus kita sudah diselamatkan, kita sudah dibenarkan atau iman itu harus dihidupi sebagai tanda bahwa kita telah menerima keselamatan kita?

Hal ini akan diperjelas melalui komponen nats khotbah kita.

B. PENDALAMAN TEKS

1. Keyakinan Kokoh Dalam Injil

1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Keyakinan kokoh dalam Injil artinya Paulus sungguh-sungguh sekarang telah beralih dari kepercayaannya yang lama yaitu melakukan Hukum Taurat sebagai dasar menerima keselamatan. Sekarang Paulus yakin bahwa keselamatan manusia itu di dasarkan kepada Injil yang diterima melalui iman. Artinya sekarang keyakinannya tidak bisa lagi bergeser, tidak bisa lagi digoyahkan bahwa keselamatan manusia itu disediakan Allah melalaui Injil.

Injil itulah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya. Dan apakah Injil itu? Injil itu ialah Allah telah mengutus AnakNya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dosa manusia melalui kematianNya (bd. Yoh.3.16). Yesus Kristus mati di kayu salib untuk membayar utang dosa manusia. Di kayu salib itulah Yesus Kristus membayar utang dosa manusia, disanalah penebusan manusia terjadi. Dan pada hari yang ketiga Dia bangkit dari antara orang mati. Supaya kebangkitannya menjadi dasar pengharapan kita, menjadi dasar kebangkitan orang-orang percaya (bd. 1 Kor.15.1-4; 1 Kor. 15.19-22 dsb). Barang siapa percaya kepada karya keselamatan Kristus (Injil) maka mereka menerima keselamatan hidupnya. Dan karya keselamatan Allah di dalam Kristus ini berlaku bagai orang Yahudi maupun orang-orang Yunani (mewakili semua bangsa di luar Yahudi). Artinya jalan keselamatan itu bagi setiap orang sama yaitu Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya.

  1. Kebenaran Allah

1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

Manusia dibenarkan bukan karena manusia itu benar, tetapi dibenarkan di dalam dan melalui kebenaran Allah. Apakah itu kebenaran Allah. Allah telah menjadi manusia, berinkarnasi melalui Yesus menjadi manusia. Dan sebagai manusia Yesus Kristus tidak terkontaminasi dengan dosa sekali pun ia lahir dari seorang perawan Maria, karena kelahiranNya bukan karena hubungan seorang laki-laki dan perempuan melainkan karena karya Roh Kudus. Sebagai manusia sejati Dia tidak pernah berdosa. Dan untuk menebus manusia yang telah berdosa itu ia rela mati menjadi tebusan bagi setiap dosa umat manusia. Inilah kebenaran Allah. siapa yang percaya kepada kebenaran Allah dan menerimanya melalui imannya maka kebenaran Allah, kebenaran yang dikerjakan Kristus menjadi kebenarannya sendiri. Kebenaran Kristus menjadi kebenarannya, kematian Kristus sungguh-sungguh menjadi penebusan bagi dosa-dosanya.

Iman kita kepada kebenaran Allah itulah yang menjadikan kita dibenarkan. Artinya di dalam Kristus kita sungguh-sungguh benar bukan karena kebenaran kita melainkan karena kebenaran Kristus. Dan hal itu bertolak dari iman dan memimpin kepada iman.

Dan seperti ada tertulis orang benar akan hidup oleh iman. Jadi kita iman kita kepada kebenaran Allah yang menyelamatkan tidak hanya sekedar pernyataan, bahwa kita telah ditebus dari dosa dan sekarang menjadi orang benar dihadapan Allah bukan sekedar kata-kata, melainkan kita harus hidup dalam iman itu sendiri.

Kita hidup sebagai manusia baru yang telah ditebus dari dosa-dosa kita dari cara hidup lama kita dan sekarang di dalam Kristus kita telah menerima hidup baru dan hidup baru itu harus nyata sebagai bukti bahwa kita telah menerima keselamatan hidup kita.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari FT pada Minggu ini dikaitkan dengan tema kita:

  1. Kita dibenarkan karena iman

Kita dibenarkan karena iman sudah jelas bahwa pembenaran kita dilakukan melalui kebenaran Allah, Injil yang kita terima melalui iman kita. Kristuslah yang telah mengerjakan keselamatan kita melalui hidup, kematian dan kebangkitanNya. Tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani yaitu semua suku bangsa di luar Yahudi bahwa semuanya menerima keselamatan hidupnya berdasarkan iman kepada karya Allah di dalam Kristus Yesus.

  1. Allahlah Yang Menerangi Hati kita

Dalam nats invo kita 2 Kor.4.6 berkata: "Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Kita yang selama ini hidup dalam gelap dalam dosa dalam kejahatan, terang Allah telah menyinari kita karena kasihNya yang besar. Suatu sukacita besar bagi kita karena terang Allah yang telah hadir dalam kehidupan kita.

Tetapi sampai hari ini masih banyak manusia yang tidak menerima terang Allah itu dan tetap hidup dalam dosa dan kegelapan. Tetapi kita bersyukur karena yang membuat kita percaya dan melihat terang Allah itu juga bukan semata-mata karena kebolehan kita melainkan Allah sendirilah yang membuat terangNya bercaya dalam hati kita sehingga kita mempunyai pengetahuan dan dapat melihat keselamatan itu di dalam Krsitus. Artinya iman kita sendiri pun berasal dari Allah.

  1. Orang benar hidup oleh iman.

Sekali lagi ditegaskan bahwa kita diselamatkan bukan hanya berdasarkan pernyataan iman melainkan kita harus menghidupi iman itu sendiri. Karena itu orang yang sudah dibenarkan, orang yang sudah diselamatkan maka akan nyata dalam hidupnya. Hidup yang menunjjak pertobatan, meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat dan dosa. Seperti nats bacaan kita, bahwa nabi Yoel meminta supaya umat Israel bertobat dari kejahatan mereka, berbalik kepada Tuhan

Seperti dikatakan dalam nats bacaan kita: 2:12 "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh." 2:13 Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. 2:14 Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu. 2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; 2:16 kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; 2:17 baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

Dalam bacaan kita jelas bahwa dasar mereka bertobat ialah meminta belas kasih Tuhan supaya jangan hukuman diberikan kepada mereka. Tetapi kita umat perjanjian baru karena Allah sungguh-sungguh mengasihi kita dengan membenarkan kita maka kita harus bertobat dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik dalam hidup kita. Karena Allah telah menguduskan kita maka kita harus hidup kudus dihadapanNya.

D. PENUTUP

Kita yang sudah dibenarkan karena iman maka kita juga dipanggil untuk hidup dalam iman kita. Orang benar akan hidup oleh iman.

 

 Pdt Sahabat Peranginangin-Runggun P.Gede

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD