MINGGU 13 FEBRUARI 2022, KHOTBAH JEREMIA 17:5-10

Written by Super User on . Posted in Features

Thema : “Mengandalkan Tuhan Menerima Berkat”

Invocatio : Lukas 10:27,

Bacaan : Matius 4;23-25

 

 

1 . Teks Invocatio Lukas 10:27

Jawab orang itu: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

1 . 1 . Penjelasan Teks

Tuhan meminta kita memiliki kasih yang setia, kasih yang sepenuh hati kepadaNya: “segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi dengan cara…

  1. Menghormati dan menghargai Allah
  2. Berusaha menjalankan perintahNya
  3. Memperluas kerajaanNya
  4. Hidup bagi kemuliaanNya

Tuhan juga memerintahkan kita untuk mengasihi saudara seiman, sesama manusia dan juga bagi yang memusuhi kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Artinya kita harus memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya layaknya kita ingin mendapat yang terbaik untuk diri kita sendiri.              

1 . 2 . Ide Sentral Teks Invocatio :

Kita harus mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan sepenuh hati dan setia

2 . Teks Bacaan : Matius 4:23-25

Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang

4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea;  Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat  dan memberitakan Injil  Kerajaan  Allah serta melenyapkan segala penyakit  dan kelemahan di antara bangsa   itu. 

4:24 Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria  dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan,  yang sakit ayan  dan yang lumpuh,  lalu Yesus menyembuhkan mereka. 

4:25 Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia.  Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan.

2 . 1 . Penjelasan Teks Bacaan

Sebagaimana misi kedatangan Yesus ke dunia untuk menolong yang lemah/berbeban serta menyelamatkan yang hilang; Yesus berkeliling, mengajar, memberitakan Injil dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Di dalam kitab-kitab Injil, kerajaan Allah berkaitan dengan penyembuhan, pengadaaan mujizat dan pengusiran setan-setan. Kerajaan Allah meliputi baik berkat bagi tubuh maupun bagi jiwa.

2 . 2 . Ide Sentral Teks Bacaan :

Kedatangan Yesus menolong yang lemah dan menyelamatkan yang hilang

3 . Teks Khotbah: Jeremia 17:5-10

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

7:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.

17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!

17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

17:9 Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

17:10 Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya

3 . 1 . Gambaran Umum Khotbah

  • Penulis : Jeremia
  • Tahun penulisan: 585-580 SM
  • Tema Kitab Jeremia: Hukuman Allah tidak terelakkan bagi Yehuda yang tidak bertobat
  • Latar belakang dan tujuan penulisan :

Yeremia seringkali disebut “nabi peratap”. Ia membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur. Tragedi kehidupannya ialah ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya dari orang-orang senegerinya.

Kitab Jeremia ditulis:

  1. Untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia.
  2. Untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umatNya melanggar perjanjian dan bersikeras memberontak terhadap Allah dan firmanNya
  3. Untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Jeremia tergenapi pada jamannya sendiri nubuatan lainnya digenapi kemudian.

3 . 2 . Strukturisasi dan Penjelasan Teks Khotbah

Ayat 5-6, Tuhan mengingatkan umatNya supaya jangan menjauh dari Tuhan, jangan mengandalkan manusia dan kekuatan manusia. Kehidupan yang mengerikan akan menimpa umatNya yang tidak mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. UmatNya akan menjadi terkutuk yaitu menjadi seperti semak bulus di padang belantara, umatNya tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; umatNya akan tinggal di tanah angus di padang gurun di negeri padang asin yang tidak berpenduduk

Ayat 7-8 Tuhan berjanji bahwa orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannnya hanya kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupannya akan diberkati oleh Tuhan. Mengandalkan Tuhan, artinya lebih yakin, lebih merasa aman, lebih percaya dan lebih mempercayakan dirinya sepenuhnya hanya kepada Tuhan. Setiap orang yang mempercayakan dirinya dan menaruh harapannya sepenuhnya hanya kepada Tuhan maka janji Tuhan akan terjadi dan digenapi dalam segala aspek kehidupan orang itu.

  • Ia seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air
  • Ia merambatkan akar akarnya ketepi batang air
  • Ia tidak mengalami panas terik
  • Ia seperi daun yang tetap hijau
  • Ia tidak kuatir dalam tahun kering.
  • Ia tidak berhenti menghasilkan buah

 Ayat 9-10 - Hati manusia licik

Tuhan melihat dalam diri manusia banyak kemunafikan, suka bohong, tidak jujur, suka menipu, curang, culas, palsu, sombong,   ingin menonjol, suka membanggakan diri dan seperti orang yang berjalan diluar jalur kebenaran.

  • Hati manusia membatu

Tuhan melihat dalam diri manusia: hatinya keras, jahat, keji, gusar dan sulit untuk disembuhkan, sehingga pribadinya menjadi lemah, rapuh, murung dan sedih, biasanya orang yang seperti ini adalah orang yang tidak pernah bersyukur dan mudah putus asa.

3 . 3 . Ide Sentral Teks Khotbah

Yang menjauh dari Tuhan, dihukum; yang mengandalkan Tuhan di berkati.

4 . Menginspirasi Khotbah

IST Invocatio : Kita harus mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan sepenuh hati dan setia

IST Bacaan   : Kedatangan Yesus menolong yang lemah dan menyelamatkan yang hilang

IST Khotbah :Yang menjauh dari Tuhan, dihukum; yang mengandalkan Tuhan di berkati.

Tema             : Mengandalakan Tuhan menerima Berkat

 

4 . 1 . Khotbah Lengkap

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Ada ungkapan berkata, “Hidup adalah pilihan”. Kita mau sehat atau sakit tergantung kepada pilihan kita. Kita mau sukses atau gagal, juga tergantung pilihan kita. Kita mau bahagia ataupun menderita tergantung kepada pilihan kita juga. Hidup ini benar-benar bergantung pada keputusan-keputusan pribadi seseorang, yaitu pilihan-pilihan yang dipilihnya dengan sadar. Kebijaksanaan sungguh menentukan jalan apa yang seharusnya dipilih. Namun ketika kita telah memutuskan sebuah pilihan hidup, tentunya bisa salah bisa benar tatkala kita harus memilih. Namun itulah resiko hidup yang harus kita lakukan.

Saat memilih dan itu ternyata benar, anggaplah itu keberuntungan dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai jalan kehidupan yang harus dipegang dengan sungguh-sungguh. Jadikan sebagai pilihan hidup menuju hidup yang lebih baik. Bersyukur dan berterimakasih atas pilihan yang benar yang telah diputuskan, bahwa itu adalah sebagai kehendak Tuhan atas hidup kita dijalan yang seharusnya ditempuh dan dilalui. 

Saudara-saudara, Minggu ini kita akan membahas tema “Mengandalkan Tuhan menerima berkat” berdasarkan ketiga uraian Firman Tuhan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Latar belakang bacaan khotbah kita yakni, Kesombongan umat Tuhan menggiring mereka kepada kehancuran. Mereka merasa aman karena berkoalisi dengan sekutu-sekutunya dan menyembah allah-allah asing. Akibatnya, mereka mengalami masa yang berat dengan dibuang ke Babel. Hukuman itu diberikan oleh Tuhan untuk menghancurkan kepercayaan diri bangsa Yehuda yang terlalu tinggi dan membuat mereka bertobat (29:11-13). Hidup susah di pembuangan menyadarkan mereka untuk kembali mengandalkan Tuhan, satu-satunya Allah yang berdaulat.

Sekarang mari kita lihat apa yang harus kita lakukan dan yang kita tinggalkan dalam hidup kita sebagai orang percaya berdasarkan Khotbah, ogen dan Invocatio.

1. Hukuman bagi orang yang tidak mengandalkan Tuhan

Orang yang tidak mengandalkan Tuhan tidak ada pilihan selain menjalani hidup yang penuh hukuman (terkutuklah –17:5). Bagaimanapun keadaan hidupnya, dia “tidak akan mengalami datangnya keadaan baik” (17:6). Keadaan susah akan membuatnya kehilangan sukacita. Keadaan jaya akan menjauhkannya untuk menikmati sukacita yang sejati (kenikmatan duniawi tidak akan dapat mengalahkan kenikmatan dalam Tuhan).

Karena manusia tidak mengandalkan Tuhan, tetapi mengandalkan kekuatannya sendiri dan hatinya menjauh kepada Tuhan, maka sebagai akibatnya hati manusia semakin tidak benar dihadapan Tuhan, sebab Tuhan melihat, mengenal, mengetahui dan menguji setiap hati manusia dan Tuhan juga menguji setiap batin manusia.

2. Berkat bagi orang yang mengandalkan Tuhan.

  • Ia seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air.

Artinya kita menjadi pribadi yang selalu melekat kepada Tuhan dan kepada Firman-Nya, sehingga yang menjadi sumber kehidupan dan pegangan kita adalah Firman Tuhan. Kata air dalam bacaan ini menggambarkan Firman Tuhan dan Yesus adalah air kehidupan.

  • Ia merambatkan akar akarnya ketepi batang air.

Artinya kehidupan kita (yang berdasar kepada firman Tuhan) berakar sangat kuat, memiliki pondasi yang sangat kuat sehingga segala aspek kehidupan kita hanya didasari dan ditopang oleh Firman Tuhan.

  • Ia tidak mengalami panas terik.

Panas terik adalah gambaran kesulitan, tantangan dan masalah.

Ketika kita menghadapi kesulitan, tantangan dan masalah dalam hidup, kita tetap teguh, tidak mengeluh dan tidak mudah menyerah, karena kita meyakini bahwa kita akan selalu mengalami penyertaan dan perlindungan dari Tuhan.

  • Ia seperi daun yang tetap hijau.

Orang lain akan melihat kehidupan kita adalah kehidupan yang indah, yang menyenangkan dan yang penuh sukacita, jadi gambarannya seperti orang yang sedang melihat pohon yang rimbun, yang hijau dan yang indah, sehingga kehidupan kita menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.

  • Ia tidak kuatir dalam tahun kering.

Artinya kita selalu percaya akan janji Tuhan dan jaminan Tuhan, sehingga kita menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dan bersukacita, sebab kita percaya bahwa pengharapan didalam Tuhan tidak pernah mengecewakan.

  • Ia tidak berhenti menghasilkan buah.

Artinya kehidupan kita menghasilkan buah karakter yang benar, yang penuh kasih, yang penuh damai sejahtera, yang selalu bersyukur dan bersukacita, sehingga kita menjadi pribadi yang produktif, kreatif, bermultiplikasi dan mengalami buah buah keberhasilan dalam segala aspek kehidupan kita.

3. Hati adalah Pancaran kehidupan

Artinya, hati dapat dilihat sebagai berisi seluruh pikiran, perasaan, dan kehendak atau keinginan seseorang. Secara manusia mungkin benar ungkapan berbunyi, “dalamnya hati manusia, siapa yang tahu,” tetapi melalui penulis Yeremia kali ini kita tahu dan yakin bahwa Allah mengetahui bahkan mengenal hati setiap manusia.

Dalam ayat 9 bacaan khotbah kita, Tuhan dengan tegas menegur bangsa Yehuda, yang “betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu;..” Allah menegaskan 3 dosa mereka yang mendatangkan bencana dan malapetaka.                    

  • Pertama, dosa sudah terukir dalam hati bangsa Yehuda (1-4). Ini menggambarkan dan menunjukkan apa yang terjadi di dalam kehidupan batiniah yang menjadi pusat kepribadian mereka. Tidak ada tanda atau goresan sedikit pun pada hati mereka yang menandakan suatu respons yang baik terhadap firman Allah.                                      
  • Kedua, mereka lebih mengandalkan manusia daripada Allah (5-8).                                      
  • Ketiga, hati bangsa Yehuda sudah sedemikian bobrok dan korup sehingga tidak mungkin diperbaharui lagi (9-13). Hati mereka secara terus-menerus berpaling kepada dosa. Karena itu Allah tidak dapat dipersalahkan jika Ia mendatangkan malapetaka dan bencana besar atas bangsa Yehuda yang hidup moral, sosial, dan spiritualnya sudah bobrok dan amburadul. Namun bangsa Yehuda bukannya segera menangisi dan menyesali dosa-dosanya serta memohon belas kasihan-Nya, sebaliknya mereka mengolok-olok Yeremia dan firman-Nya yang ia beritakan. Tindakan ini menunjukkan bahwa mereka sudah tidak takut lagi terhadap penghukuman Allah, bahkan cenderung menantangnya. Hati sudah keras, membatu!
  • Bukankah ini juga kecenderungan yang terjadi di jaman kita sekarang ini?

Dalam Bacaan kita yang pertama dijelaskan bahwa Misi kedatangan Yesus ke dunia ialah untuk menolong yang lemah/berbeban serta menyelamatkan yang hilang; Yesus berkeliling, mengajar, memberitakan Injil dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melalui bacaan pertama ini Kita di bimbing kepada sumber kehidupan kita yakni Tuhan dan firmanNya yang memungkinkan kita untuk mendapatkan berkatNya jika kita hidup mengandalkan Tuhan. Persiapkanlah kehidupan ini, dengan mengandalkan Tuhan. Berkat Tuhan hanya akan disediakan bagi siapa saja yang mau hidup mengandalkan Tuhan.

Mari benar-benar di dalam hati kita adalah lembut, mau bersedia dibentuk oleh Kasih Tuhan yang Sempurna. Mari hati kita makin dekat kepada-Nya, semakin diubah jadi lebih murni, semakin berserah, tidak mengandalkan manusia saja dan (apalagi) diri sendiri. Mari kita hidup dengan hati yang benar-benar hati. Hati yang dikasihi Tuhan, dan hati yang menjadi saluran Kasih Tuhan kepada semua orang.

Sebagaimana Invocatio mengajak kita untuk mengasihi Allah dan firmanNya dan mengasihi sesama kita dengan sungguh-sungguh.

Tema kita Minggu ini adalah: mengandalkan Tuhan, Menerima Berkat

Bagaimana caranya untuk mengandalkan Tuhan?

Pertama, jangan pernah menggantikan sumber daya rohani (yang tak terbatas) dengan sumber daya duniawi (yang terbatas) (Mzm. 62:11b). Orang yang menggunakan sumber daya rohani tidak akan bisa dikalahkan oleh keadaan. Hal ini sesuai dengan teladan Tuhan Yesus. Malam sebelum disalib, Dia bukan sibuk mengatur siasat, tetapi sibuk berdoa. Hasilnya, Dia pun mendapatkan kekuatan ilahi (Luk. 22:43) untuk menggenapi misi-Nya.

Kedua, berusahalah semaksimal mungkin, tetapi serahkanlah hasilnya pada Tuhan. Mengandalkan Tuhan bukan berarti meniadakan usaha, namun berusaha dengan cara pandang bahwa Tuhanlah yang berdaulat (Ayb. 42:2). Walaupun menyampaikan pesan Tuhan dengan tekun, hanya dua orang yang tercatat bertobat dalam kitab Yeremia: Barukh, sekretarisnya (45:1-5) dan Ebed Melekh, sida-sida dari Etiopia yang melayani raja (39:15-18). Namun demikian, Yeremia terus melayani dengan setia selama 40 tahun sampai akhir hidupnya.

Banyak orang tekun berusaha tetapi tidak rela menempatkan Tuhan sebagai Tuhan (Penguasa) atas hidup mereka. Inilah yang membuat mereka mudah patah semangat ketika hasil usaha mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Ketiga, taatlah pada pimpinan Tuhan. Bersandar pada Tuhan menuntut ketaatan mutlak. Bahkan, seperti Yeremia, sampai harus mengalami berbagai kesulitan. Orang-orang sekampungnya berkomplot melawan dia (11:18-23) dan berbagai penyaniayaan diterimanya (20:1-6; 37:11-38:13; 43:1-7). Yeremia juga menjalani hidup yang “tidak wajar” ketika Tuhan memerintahkannya melakukan tindakan-tindakan simbolis untuk menyatakan pesan-Nya. Dia tidak diizinkan menikah (16:1-4), kemudian disuruh memanggul gandar/kuk dari kayu (27:2) dan bahkan menggantinya dengan besi (28:13). Relakah kita hidup menaati Tuhan sampai seperti ini? Ketika ingin menyerah, ingatlah dan mintalah kekuatan pada Kristus, yang terlebih dulu “taat sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:8) demi menebus dosa kita.

Saudara-saudara, Keadaan kita saat ini mungkin terlihat buruk. Namun, kiranya itu tidak membuat kita patah semangat. Bangkitlah dan belajarlah untuk bersandar pada kekuatan Tuhan. Andalkanlah Dia ditengah-tengah kehidupan kita maka kita akan menerima berkatNya. Amin.

Pdt. Pilipus Tarigan-Rg. Cililitan